BKPM Sebut Deglobalisasi Jadi Tantangan Investasi: Indonesia Masih Punya Keunggulan Kompetitif

Reporter

Magang KJI

Editor

Grace gandhi

Rabu, 13 September 2023 14:43 WIB

Calon investor berkonsultasi tentang perijinan investasi di Kantor Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin, 26 September 2022. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan Indonesia masih akan menghadapi tantangan dalam menarik investasi. Salah satu faktornya, kata dia, karena semakin banyak negara yang berusaha menarik kembali investor mereka ke wilayah masing-masing.

“Negara-negara yang dulu mempromosikan globalisasi sekarang mempromosikan deglobalisasi. Jadi semua negara ini cenderung mengundang investornya untuk kembali ke negara mereka,” kata Nurul dalam acara UOB Editor’s Circle di Hotel Kempinski, Jakarta pada Selasa, 12 September 2023.

Nurul mencontohkan aktor-aktor besar dunia internasional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa yang saat ini sedang gencar menggaungkan deglobalisasi. Meskipun begitu, dia percaya Indonesia masih akan mampu menarik investor dari luar ke Tanah Air karena memiliki keunggulan kompetitif, khususnya sumber daya alam.

“Misalnya kalau kita bicara kendaraan listrik, siapa pun yang menjadi produsen pasti akan datang ke Indonesia,” ujar Nurul. Hal ini, menurut dia, karena Indonesia memiliki cadangan nikel yang lebih besar dibandingkan negara-negara lain. Hal inilah yang kemudian memberikan keunggulan kompetitif bagi Indonesia dibandingkan negara atau kawasan lain.

Selain sumber daya alam, Indonesia juga memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang ekonomi digital, terutama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini diungkapkan Managing Director UOB Sam Cheong Chwee dalam acara yang sama.

Advertising
Advertising

“Saya percaya keunggulan yang dimiliki Indonesia secara kompetitif dalam sektor ekonomi digital akan tetap bertahan kuat,” kata Sam Cheong.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan UOB di negara-negara Asia Tenggara dan Cina, Indonesia menempati posisi pertama untuk penerapan teknologi digital dalam bisnis. Menurut statistik tersebut, 93 persen bisnis di Indonesia telah menerapkan teknologi digital dengan derajat yang berbeda-beda dalam operasi mereka. Sementara itu, Thailand berada di posisi kedua dengan 92 persen dan Cina di posisi ketiga dengan 90 persen.

Berdasarkan tingkat kesuksesan digitalisasi, Indonesia juga menempati posisi pertama dengan 90 persen penggunanya merasa teknologi digital membawa keuntungan bagi bisnis mereka. Dibandingkan Indonesia, Thailand yang berada di posisi kedua melaporkan tingkat kesuksesan 83 persen. Sementara itu di posisi ketiga terdapat Vietnam dengan 73 persen.

Oleh karena itu, Sam Cheong pun optimistis Indonesia akan mampu menarik investasi lebih besar lagi, termasuk investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) di bidang ekonomi digital. “Kami melihat sebenarnya semakin banyak FDI yang masuk ke dalam tren tersebut,” kata Sam Cheong.

SULTAN ABDURRAHMAN

Pilihan Editor: Begini Sistem Baru Gaji Tunggal PNS Tanpa Tunjangan pada 2024

Berita terkait

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 jam lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

16 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

19 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

2 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

2 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

2 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

3 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya