TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia bersama negara-negara ASEAN akan mendorong percepatan transformasi ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ASEAN berpotensi merealisasikan nilai perekonomian digital sebesar US$ 2 Triliun pada 2030.
Salah satu upaya percepatan yang akan ditempuh adalah dengan memperlekas pembahasan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di bawah kepemimpinan ASEAN Indonesiau tahun 2023 ini. Para menteri ASEAN sebelumnya telah sepakat untuk mempercepat pembukaan perundingan ASEAN DEFA dari 2025 menjadi 2023.
“ASEAN DEFA akan diluncurkan bulan September 2023, negosiasi ditargetkan dapat selesai pada 2025,” ujar Airlangga dalam acara peluncuran Digital Innovation and Sustainable Economy Centre (DISC) di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Pembahasan ASEAN DEFA sendiri akan diakui secara resmi oleh para kepala negara ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023 mendatang.
Saat ini, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan dapat bertumbuh tiga kali lipat dari US$ 300 miliar pada 2025 menjadi hampir US$ 1 triliun di tahun 2030. Dengan percepatan perjanjian DEFA, menurut Airlangga, ASEAN berpotensi menggandakan proyeksi nilai tersebut dari menjadi US$ 2 Triliun pada 2030.
Dari besaran ekonomi digital kawasan Asia Tenggara ini, Airlangga mengatakan hampir 40 persennya berada di Tanah Air. “Bagi Indonesia sendiri di 2030 itu angkanya bisa naik di US$ 300-400 miliar (menjadi US$ 700-800 miliar),” kata Airlangga.
Sektor utama yang akan dibahas dalam ASEAN DEFA