Banjir Berimbas pada Serapan Cadangan Beras, Bos Bulog: Bila Kondisi Emergency, Impor Tidak Apa-Apa
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Rabu, 15 Maret 2023 13:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas buka suara soal banjir di beberapa wilayah sentra beras pada musim panen raya. Ia mengungkapkan kondisi banjir ini turut mempengaruhi proses penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog yang ditargetkan 2,4 juta ton tahun ini.
"Oh iya pasti ada (pengaruhnya). Insya Allah berdasarkan data BPS oke sebetulnya. Tapi bila dalam kondisi emergency dan memang membutuhkan, enggak apa-apa sih impor," ujar Buwas saat ditemui Tempo di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu, 15 Maret 2023.
Buwas menjelaskan ketika suatu wilayah sentra beras terendam banjir, maka Bulog akan menyerap dari wilayah lain yang mengalami surplus. Namun apabila jumlah hasil produksi tak juga memenuhi target, Buwas berujar impor beras tetap menjadi opsi.
"Tapi kan bukan berarti kita terus happy dengan impor. Tidak," ucap Buwas berulang-ulang.
Menurut Buwas, beras adalah kebutuhan pokok yang sangat mendasar. Karena itu, kecukupan pasokan harus terjaga, sehingga kegiatan impor tidak bisa dihindari apabila stok dalam negeri memang tiris.
Selanjutnya: Kendati demikian, Buwas menekankan....
<!--more-->
Kendati demikian, Buwas menekankan kondisi itu tak berarti membuat Indonesia ketergantungan dengan impor beras. Meski tak mengatakan adanya kemungkinan impor tahun ini, ia berujar kondisi cuaca ekstrem pasti mempengaruhi hasil produksi di Tanah Air, sehingga pemerintah bisa saja menugaskan Bulog untuk melakukan impor.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu menuturkan perhitungan hasil produksi tetap berlandaskan survei Badan Pusat Statistik (BPS). Hitungan itu, ujarnya, telah diketahui Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Kami enggak boleh berandai-andai. Saya hanya pelaksana. Begitu ditugaskan impor, ya kami mau enggak mau harus impor," tuturnya.
Adapun saat ini, menurut Buwas, Bulog baru menyerap CBP sebanyak 18 ribu ton. Buwas menilai angka itu masih jauh sekali dari target. Buwas menekankan kondisi ini bukan disebabkan oleh keengganan Bulog untuk menyerap, melainkan kondisi persaingan dengan swasta, perusahaan penggilingan, dan rumah tangga.
"Bulog kan sifatnya buffer stock, kalau lebih ya kami ambil. Kalau kurang kami jadikan masalah, karena data tidak sesuai dengan yang di lapangan dong," ujar Buwas.
Pilihan Editor: Program Mudik Gratis 2023, BUMN Sediakan 1.009 Bus, 30 Rangkaian Kereta dan 7 Kapal Laut
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini