Sri Mulyani dan IMF Sebut Ancaman Resesi 2023, Bagaimana Cara Agar Indonesia Selamat Melewatinya?

Rabu, 11 Januari 2023 11:24 WIB

Ilustrasi Resesi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Agus Herta Sumarto mengatakan Indonesia sangat mungkin melewati ancaman resesi 2023 tersebut. Yang terpenting, menurut dia, pemerintah berkemauan kuat dan serius berupaya mengendalikannya.

“Tentu kalau saya memandang sih agak optimistis, walaupun tetep kita harus benar-benar sangat waspada. Kita punya pengalaman 2022 relatif baik,” kata Agus ketika dihubungi, Rabu 11 Januari 2023.

Baca: Sri Mulyani Sebut 40 Persen Ekonomi Negara Diprediksi Resesi: Yang Utangnya Tinggi Bakal Alami Krisis

Agus mengatakan, pemerintah harus mampu memanfaatkan yang menjadi trigger atau pemicu dari resesi tersebut. Misalnya terkait krisis pangan, seandainya pemerintah mau melakukan swasembada pangan seperti yang dilakukan dua tahun kebelakang, maka Indonesia tidak perlu bergantung pada negara lain untuk pemenuhan stok pangan.

Contoh lain, jika peralihan energi bisa dilakukan lebih cepat, Indonesia bisa lepas dari tekanan harga energi dan volatilitas nilai tukar. Artinya akan ada sedikit ruang untuk mendroong kinerja perekonomian lebih kuat agar lepas dari tekanan resesi global.

Advertising
Advertising

“Dengan pengendalian konsumsi energi dan dilakukan swicthing energy, mungkin kita bisa sedikit melonggarkan tekanan dari harga energi dan volatilitas nilai tukar,” kata Agus.

Dengan langkah-langkah itu, Agus memprediksi kinerja perekonomian bakal terdorong lebih kuat dan bisa melewati ancaman resesi global di tahun 2023 dengan selamat. “Walaupun memang berat sih, tapi ada peluang peluang kecil yang bisa kita manfaatkan untuk lepas dari beberapa tekanan dari resesi global,” kata Agus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan Indonesia perlu waspada terhadap berbagai potensi risiko mulai dari resesi, utang, geopolitik hingga perubahan iklim yang akan mengancam perekonomian global pada 2023.

Salah satu ancaman resesi, kata Sri Mulyani, disampaikan sebelumnya oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan ekonomi global 2023 hanya tumbuh 2,7 persen.

Perkiraan IMF terhadap ekonomi global 2023 tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi 2022 yang sebesar 3,2 persen bahkan realisasi pertumbuhan 6 persen pada 2021. Melalui perkiraan itu, sebanyak 30 persen sampai 40 persen dari perekonomian negara-negara di dunia disebut akan mengalami resesi pada tahun ini.

Baca: Ancaman Resesi 2023, Sandiaga Bidik Kunjungan Wisatawan dari India, Australia hingga Singapura

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

19 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

3 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya