Aviliani: Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bisa 5 Persen Jika 50 Persen Warga Divaksin

Reporter

Antara

Senin, 21 Desember 2020 16:34 WIB

Aviliani. TEMPO/ Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada 2021 bisa mencapai lima persen jika minimal 50 persen masyarakat Indonesia sudah diberikan vaksin Covid-19.

"Di 2021 diprediksikan untuk tumbuh 5 persen itu dengan asumsi 50 persen masyarakat sudah divaksin dan kemudian tidak ada gelombang kedua. Tapi kalau vaksin itu baru sekitar 2 juta ataupun belum sampai 50 persen, diperkirakan pertumbuhan itu 50 persen dari pertumbuhan normal. Jadi, mungkin sekitar 3 persen. Tapi, 3 persen pun menurut saya sudah sesuatu yang lebih baik dibandingkan 2020," ujar Aviliani dalam seminar daring di Jakarta, Senin, 21 Desember 2020.

Menurut Aviliani, pada 2020 dan 2021 adalah adalah masa konsolidasi bagi masyarakat maupun sektor usaha apakah masih bisa bertahan dengan usahanya yang ada atau mereka harus berubah.

Ia mencermati sebagian besar perusahaan di Indonesia saat ini masih cenderung menunggu pandemi berhenti, padahal situasi menuntut harus cepat berubah.

"Ini yang saya melihatnya dari restrukturisasi yang terjadi hampir Rp1.000 triliun itu, yang saya lihat banyak yang bukan melakukan perubahan. Mestinya, restrukturisasi ini diberikan pemerintah itu supaya mereka itu memanfaatkan dana itu untuk perubahan, bukan hanya sekadar bertahan. Karena kalau hanya sekadar bertahan, mungkin tidak akan survive," kata Aviliani.

Aviliani menambahkan era digital memang membuat kolaborasi dan ekosistem itu tercipta. Menurutnya, siapa yang tidak berekosistem dan tidak berkolaborasi, maka dia akan "mati".
<!--more-->
"Karena kalau mereka ingin semuanya sendiri, menurut saya, pertama biayanya sangat mahal. Yang kedua butuh investasi yang terus menerus sehingga break event-nya menjadi panjang dan itu tidak mungkin," ujarnya.

Ia melihat, digitalisasi membantu pelaku usaha untuk dapat meningkatkan pasarnya, misalnya melalui platform e-commerce.

Pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan pasar tersebut dengan sebaik-baiknya agar tetap bisa bertahan dan terus bertumbuh.

"Kedua, dari sektor keuangan, perbankan. Bank Jago baru saja dibeli oleh Gojek. Itu adalah salah satu contoh kolaborasi, karena Gojek ini sudah punya ekosistem. Sehingga kalau mereka punya bank, itu punya dana murah. Tetapi kalau fintech tidak punya bank atau tidak berkolaborasi dengan bank, maka dia tidak akan bisa mendapatkan dana murah atau dananya terlalu mahal atau bahkan susah mendapatkan dana," kata Aviliani.

Jadi, lanjutnya, fintech memang harus berkolaborasi dengan bank dan bank juga harus berkolaborasi dengan fintech karena mereka sudah punya customer experience.

Menurut Aviliani, kalau tidak memiliki customer experience, maka bank akan sulit untuk mendeteksi calon nasabah baru.

"Karena. ke depan kalau kita bicara hanya dari keuangan perusahannya saja, maka kita hanya akan mendapatkan customernya itu-itu saja. Nah inklusi keuangan bisa terjadi lebih luas kalau, satu, adalah custmer experience," ujarnya.

Sedangkan yang kedua adalah harus ada kebijakan dari pemerintah khususnya untuk dukcapil dan pelayanan publik yang diberikan pemerintah, itu bisa diberikan datanya. Misalnya penggunaan listrik PLN dan penggunaan telepon, untuk melihat karakteristik penduduk.

"Karena, kalau hanya dari sosmed saja, itu masih banyak akun-akun palsu jadi tidak bisa dijadikan database yang bagus. Bisa jadi database ini malah membuat NPL dari fintech-fintech. Makanya fintech berusaha untuk berkolaborasi dengan bank supaya saling memberikan win-win," kata Aviliani.

ANTARA

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Syarat Pertumbuhan Ekonomi RI 5 Persen pada 2021

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya