Februari 2020, Defisit Anggaran Melebar Jadi Rp 62,8 Triliun

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Rabu, 18 Maret 2020 20:56 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memerikan keterangan kepada wartawan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,6 triliun. Realisasi defisit APBN tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp37,7 triliun. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Februari 2020 tercatat sebesar Rp 62,8 triliun . Angka tersebut melebar apabila dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 54 triliun. Adapun defisit pada periode ini mencapai 0,37 persen dari Produk Domestik Bruto.

Salah satu faktor yang memperlebar defisit itu adalah pendapatan negara yang terkontraksi 0,5 persen pada periode ini. Hal tersebut berbeda dengan periode yang sama tahun lalu ketika pendapatan negara masih tumbuh tinggi. “Tahun lalu pendapatan negara tumbuh 8,5 persen,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi video, Rabu, 18 Maret 2020.

Pada tahun ini, negara mengumpulkan Rp 178 triliun dari perpajakan atau 9,5 persen dari APBN. Dengan penerimaan tersebut, pertumbuhan pendapatan perpajakan pada periode ini adalah sebesar 0,3 persen. Pertumbuhan pendapatan itu jauh lebih lemah ketimbang pada periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 10,1 persen.

Apabila dirinci, pertumbuhan penerimaan pajak pada periode ini terkontraksi 5 persen. Padahal, pada tahun lalu pendapatan pajak masih tumbuh 4,7 persen. Pada periode ini, Direktorat Jenderal Pajak hanya mampu menghimpun Rp 152,9 triliun pajak dari berbagai sektor.

Adapun penerimaan bea cukai hingga Februari 2020 mencapai Rp 25 triliun atau tumbuh 51,5 persen dari periode tahun lalu. Kendati masih cukup tinggi, pertumbuhan pendapatan tersebut tidak setinggi tahun lalu yang tumbuh pesat hingga 120,8 persen. "Ini ada hubungannya dengan pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur pembayaran di Januari,” ujar Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Sebaliknya, dari sisi belanja, negara tercatat telah mengeluarkan duit Rp 279,4 triliun atau 11 persen dari APBN. Besaran belanja itu tumbuh 2,8 persen dari tahun lalu. “Kalau lihat belanja KL cukup bagus ada kenaikan,” Sri Mulyani menambahkan.

Sri Mulyani mengakui, akselerasi di sisi dana Transfer ke Daerah dan penyaluran dana desa masih kurang. Penyaluran dana desa pada periode ini lebih rendah 66,8 persen ketimbang tahun lalu atau baru terealisasi Rp 1,7 triliun. Adapun transfer ke daerah terkontraksi 4,2 persen atau realisasinya baru Rp 116 triliun.

Berita terkait

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

3 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Batam Tangkap 7 ABK Kasus Penyelundupan Rokok Ilegal

3 jam lalu

Bea Cukai Batam Tangkap 7 ABK Kasus Penyelundupan Rokok Ilegal

Bea Cukai Batam mendapatkan informasi bahwa akan ada penyelundupan rokok yang diduga ilegal dengan kapal speed.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

5 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

5 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

7 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

7 jam lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

8 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

9 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

10 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

13 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya