TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidato mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belaja Negara atau APBN Tahun Anggaran 2020, disertai Nota Keuangan. Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan bahwa defisit anggaran tahun 2020 direncanakan sebesar 1,76 persen dari produk domestik bruto atau PDB.
"Atau sebesar Rp 307,2 triliun," kata Jokowi di Kompleks MPR DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Presiden Jokowi juga menyampaikan angka Pendapatan Negara dan Hibah pada 2020 sebesar Rp 2.221,5 triliun, serta Belanja Negara sebesar Rp 2.528,8 triliun.
Menurut Jokowi, belanja negara yang sebesar Rp2.528,8 triliun itu setara dengan 14,5 persen PDB. "Belanja Negara tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi," kata dia.
Selain itu, kata Jokowi, belanja juga ditujukan untuk meningkatkan investasi dan ekspor, melalui peningkatan daya saing dan produktivitas, akselerasi infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung transformasi ekonomi, serta penguatan kualitas desentralisasi fiskal.
Sesuai dengan amanat konstitusi, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari belanja negara. Pada tahun 2020, anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp 505,8 triliun, atau meningkat 29,6 persen, dibandingkan realisasi anggaran pendidikan di tahun 2015 yang sekitar Rp 390,3 triliun.
Sesuai jadwal, hari Jokowi menyampaikan tiga pidato hari ini, yakni pidato Presiden pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2019 dan pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 pada Sidang Bersama DPR dan DPD. Ketiga, dilanjutkan dengan pidato Penyampaian Rancangan APBN Tahun Anggaran 2020 disertai nota keuangan dan dokumen pendukungnya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2019-2020.
HENDARTYO HANGGI