Investasi di RI Lebih Mahal dari Vietnam, Sri Mulyani: Tak Logis

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Rabu, 28 Agustus 2019 18:58 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) melakukan peninjauan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Setiabudi di Jakarta, Jumat, 29 Maret 2019. Peninjauan ini menjelang hari terakhir batas waktu pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Orang Pribadi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyesalkan tingginya biaya investasi pembangunan pabrik di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Menurut dia, hal ini disebabkan oleh biaya-biaya yang sebenarnya justru tidak ada hubungannya dengan ongkos produksi.

"Contoh ekonomi Indonesia itu tidak efisien karena setiap desa ada struktur, sesepuh yang harus dihormati sehingga setiap orang yang membuat perusahaan harus keluarkan biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produksinya," kata Sri Mulyani saat menyampaikan sambutan dalalm Research Day 2019 di Kantornya, Jakarta Pusat, 28 Agustus 2019.

Sri Mulyani menjelaskan, biaya investasi di Indonesia bisa mencapai lima kali lipat jika dibandingkan dengan Vietnam. Ia menilai, biaya yang sangat tinggi itu tidak logis.

"Kenapa buat pabrik di indonesia butuh lima ratus di Vietnam seratus. Sedangkan empat ratus buat apa? Banyak bu, buat ngurusin masyarakat. Ini ga benar," ucapnya sambil mencotohkan percakapan calon investor dengan birokrat.

Karena itu, Sri Mulyani mengajak para peneliti Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk memikirkan jalan keluar terkait permasalahan tersebut. "Berpikir kreatif, dan berpikir dengan banyak fokus of what is better for our economy, and how you have to give your idea, your focus, your research, to more and more polity of policy and policy making process in Indonesia,"t uturnya.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menjelaskan tentang kondisi perekonomian Indonesia dengan kebijakan ekonomi terbuka, ini sangat terpengaruh akibat dari perang dagang Amerika Serikat dan Cina. "Pertama dari transformasi pergerakan kondisi ekonomi global dan perdagangan yang akan berpengaruh ke ekspor kita," ujar dia.

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

1 jam lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

18 jam lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

19 jam lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

19 jam lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

20 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

20 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

23 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

23 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya