Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutannya pada sesi Global Market Award Ceremony dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG/Anis Efizudin
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan kebijakan menaikkan tarif pajak ribuan barang impor turut mempengaruhi penurunan nilai impor per September 2018.
"Kalau dari sisi yang dimonitor kemarin, itu betul kelihatan sudah flat yang diatur 1.147 (barang impor)," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Badan Pusat Statistik sebelumnya mencatat nilai impor Indonesia pada September 2018 mencapai US$ 14,60 miliar. Angka tersebut menurun 13,18 persen dibandingkan Agustus 2018.
Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan impor nonmigas September mencapai US$ 12,32 miliar atau turun 10,52 persen dibandingkan Agustus 2018. Namun, dibandingkan impor nonmigas September 2017, angka tersebut justru menunjukkan peningkatan 13,54 persen.
Sedangkan impor migas September mencapai US$ 2,28 miliar atau turun 25,20 persen dibandingkan Agustus 2018. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan 17,75 persen dibandingkan September tahun lalu.
Sri Mulyani belum bisa memastikan apakah penurunan impor per September 2018 karena tren atau kebijakan. Yang terpenting, kata dia, tren pertumbuhan impor sudah membalik. "Itu yang kita harapkan," ujarnya.
Meski pertumbuhan impor per September menurun dibandingkan Agustus 2018, Sri Mulyani menilai angkanya masih terlalu tinggi jika dibandingkan secara tahunan atau year on year. Jika dibandingkan September 2017, nilai impor meningkat 14,18 persen.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
1 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.