Pemerintah Gunakan APBN untuk Tambal Defisit BPJS Kesehatan

Senin, 6 Agustus 2018 16:35 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan meninjau Kantor Pelayanan Pajak Madya, Jakarta Pusat pada Sabtu, 31 Maret 2018. Tempo/Zara Amelia

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menambal defisit yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan.

Baca: Menkes Desak BPJS Kesehatan Tunda Penerapan 3 Aturan Baru

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah sedang menunggu audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna mengetahui berapa besar defisit yang dialami BPJS. "Sebagian akan kami tutup dan akan kami tambahkan, tapi kami lihat (karena) hitungannya masih sangat goyang," katanya seusai menghadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.

Sekretaris Utama BPJS Kesehatan Irfan Humaidi mengatakan meski pihaknya memiliki tiga pilihan untuk menambal defisit seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah, namun yang dibahas hanya opsi lewat APBN. Ia mengatakan pilihan menaikan iuran bagi masyarakat dan penyesuaian manfaat tidak menjadi topik pembahasan.

Menurut Irfan, nantinya APBN yang dipakai untuk menambal defisit ini diambil dari pos Kementerian Keuangan. "Yang penting anggaran balance. Nah itu bisa ditutupi dengan tadi (lewat APBN)," ujarnya.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Direktur BPJS Kesehatan Fahmi Idris menuturkan meski dilanda defisit, pihaknya memastikan pelayanan kepada masyarakat tidak berhenti. Rencananya Kamis besok ia dan sejumlah pejabat terkait akan menggelar rapat di kantor Kementerian Koordinator PMK guna mencari cara mengatasi defisit.

"Dan untuk itu, tadi arahan pak presiden, karena kalau sudah bicara teknis, ya silakan ibu Menko pimpin hari Kamis rapat," ucapnya.

Baca: BPJS Kesehatan Tetap Jamin Layanan Katarak, Fisioterapi, Bersalin

Fahmi menuturkan saat ini BPJS Kesehatan tengah menunggu hasil kajian dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna mengetahui defisit lembaganya.

"Agar objektif, jangan menduga-duga apakah miss manajemen, atau ada apa, jadi BPKP itu sekarang sedang melakukan review," katanya.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

9 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

14 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

17 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya