TEMPO.CO, Surabaya - Otoritas Jasa Keuangan meluncurkan program inklusi keuangan untuk ibu rumah tangga di Surabaya, Kamis, 28 Mei 2015. Program ini digagas untuk memberikan literasi keuangan kepada para ibu rumah tangga dan memberikan akses tentang berbagai produk keuangan.
“Ini karena banyak sekali investasi bondong,” kata Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Eko Ariantoro pada acara itu. Ibu rumah tangga dikenalkan pada produk keuangan seperti produk perbankan, pasar modal, asuransi, pegadaian, hingga program pensiun. Terutama bagi ibu rumah tangga yang telah menjalankan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pahlawan Ekonomi Surabaya.
Ibu rumah tangga diajari cara memilih tepat memilih bisnis keuangan, meningkatkan usaha, hingga memilih berbagai sarana permodalan. Selain itu, mereka juga diajarkan lebih kreatif dan inovatif untuk membuat produk UKM.
Di antaranya kerajinan tangan, bisnis kuliner, dan UKM setara industri rumahan. “Kebanyakan ibu-ibu kalau untung, uangnya disimpan di rumah. Karena itu kita ajarkan untuk menginvestasikan di bank.”
OJK mentargetkan setiap tahun ada 15 juta warga yang mulai mengenal untuk membeli produk keuangan. Dari catatannya, pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan nasional hanya 21,8 persen dari total penduduk Indonesia. Sedangkan masyarakat yang sudah mulai mengenal berbagai produk keuangan inklusi mencapai 59,5 persen.
Berdasarkan sensus 2010 jumlah penduduk Indonesia 237 juta jiwa. Sebanyak 118,3 juta jiwa di antaranya adalah penduduk perempuan. Dari jumlah itu, 74 juta jiwa diperkirakan adalah ibu rumah tangga. Pasar yang inilah yang akan disasar secara bertahap. Target setiap kota dapat menyasar 500 pelaku UKM di daerah-daerah. Target OJK meningkat 2 persen per tahun.
“Kami lakukan pemberdayaan ibu-ibu agar bisa mengolah keuangan.” Ibu rumah tangga di Surabaya, kata Eko, memiliki potensi yang luar biasa untuk bisa belajar investasi. Kepala Humas UKM Pahlawan Ekonomi Surabaya Agus Wahyudi mengatakan ditargetkan pada tahun ini 750 ibu rumah tangga sudah bisa mengakses perbankan untuk mengembangkan bisnisnya.
Selain di Surabaya, rencananya program inklusi ini juga akan dilaksanakan di empat kota lainnya. Di antaranya Makassar, Medan, Bandung, dan Semarang.
AVIT HIDAYAT