TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengembangkan bisnis terkait dengan kredit usaha rakyat dan nonkredit usaha rakyat, PT Bank Mandiri Tbk memperkuat kerja sama dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Hal itu dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman antar-kedua perusahaan pada Senin, 21 Mei 2012.
Kerja sama ini dilakukan karena kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri terus meningkat. "Kredit usaha rakyat Mandiri sudah di atas Rp 7 triliun. Kami jaga kualitas kredit dengan rasio kredit bermasalah (NPL) hanya sekitar 1 persen," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini.
Dalam kerja sama ini, Askrindo akan melakukan penjaminan terhadap KUR dan non-KUR yang diberikan Bank Mandiri kepada pihak ketiga. Kesepakatan lain, Askrindo dapat memanfaatkan jasa layanan dan sistem perbankan Mandiri.
Untuk kredit non-KUR, penjaminan yang dilakukan Askrindo meliputi pembiayaan bank guarantee, fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), letter of credit, dan supply chain financing.
Zulkifli menegaskan nota kesepahaman ini akan menjadi payung hukum sistem antara kedua belah pihak. "MoU ini melindungi integrasi sistem database penjaminan pembiayaan antara Bank Mandiri dan Askrindo," ujarnya.
Saat ini Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan KUR senilai Rp 7,3 triliun untuk 150 ribu nasabah. Urusan kredit, Bank Mandiri termasuk yang mencatatkan perubahan signifikan di awal 2012. Tumbuhnya kuantitas penyaluran dana ini menunjukkan semakin berjalannya fungsi intermediasi bank di Indonesia.
Pada kuartal I tahun ini, nilai kredit Bank Mandiri tumbuh 29,9 persen, dari Rp 252 triliun (triwulan I 2011) menjadi Rp 327 triliun. Total aset pada periode yang sama pun naik 17,3 persen menjadi Rp 547 triliun.
M. ANDI PERDANA