Menteri Chatib: Ekonomi 2014 Tak Sentuh 6 Persen

Reporter

Kamis, 7 November 2013 17:15 WIB

Suasana kawasan bisnis ibukota dilihat dari kawasan Senayan, Jakarta, Senin (15/10). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Indonesia pada tahun depan diprediksi belum akan cemerlang. Pemerintah menghitung pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan stabil pada kisaran 5,5-6 persen. "Pada 2014 saya melihat masih merupakan periode stabilisasi. Kalau mau tinggi atau di atas 6 persen harus menunggu pemerintahan berikutnya," kata Menteri Keuangan Chatib Basri dalam Economy Outlook 2014 yang digelar Tempo Impresaria pada Kamis, 7 November 2013.

Chatib mengatakan, lambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun depan terutama dipengaruhi oleh faktor eksternal yang masih dibayang-bayangi ketidakpastian penarikan stimulus dari Amerika Serikat. "Jika penarikan stimulus dilakukan, mau tidak mau Indonesia akan balik ke kondisi normal. Akan melakukan berbagai pengetatan," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini menjelaskan, sebenarnya kondisi yang stabil pada tahun depan itu merupakan situasi yang normal. Sebab, selama ini tidak banyak yang menyadari bahwa kondisi yang dianggap baik-baik saja rupanya hanya akibat adanya kebijakan quantitative easing dari Amerika Serikat.

"Banyak yang tidak menyadari bahwa Indonesia sebenarnya dalam empat tahun terakhir berada dalam keadaan tidak normal. Quantitative easing itu seharusnya bersifat temporer," ujarnya.

Untuk itu, menurut dia, ke depan pemerintah harus segera melakukan reformasi struktural, seperti meningkatkan ekspor dan menekan impor. Sejumlah kebijakan yang akan dilakukan pemerintah di antaranya menetapkan sejumlah kebijakan fiskal dan insentif di sektor keuangan. "Mudah-mudahan revisi daftar negatif investasi bisa segera keluar," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi, mengatakan masalah yang tak pernah diperbaiki oleh pemerintah Indonesia untuk mendongkrak perekonomian adalah struktur ekonomi di bidang manufaktur. "Indonesia terbiasa semua-muanya impor, di bidang pertanian, energi, sama saja," ujarnya.

Selain itu, masalah birokrasi dan regulasi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. "Pemerintah itu punya kebijakan apa saja, tapi selalu susah dalam pelaksanaan. Tidak bisa cepat karena begitu kompleksnya regulasi di dalam pemerintah sendiri untuk mencapai terobosan-terobosan," ujarnya.

AYU PRIMA SANDI

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

2 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

25 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

34 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya