Bank Dunia: PDB Indonesia Cuma Tumbuh 6,1 Persen

Senin, 15 Oktober 2012 12:04 WIB

ANTARA/Dewi Fajriani

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2012 hanya sebesar 6,1 persen. Angka ini lebih rendah ketimbang target pemerintah sebesar 6,4 persen. Penyebabnya adalah ketidakpastian perekonomian di zona Euro dan kemungkinan kontraksi fiskal di Amerika Serikat.

"Ada risiko-risiko perlambatan perekonomian lebih lanjut di sejumlah mitra perdagangan utama Indonesia, seperti Cina," kata ekonom utama dan penasihat ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiam Diop, dalam rilis Bank Dunia, Senin, 15 Oktober 2012.

Tindakan pemangkasan ini, menurut Bank Dunia, sebagai langkah menyeimbangkan pelemahan dunia internasional atas permintaan dalam negeri. Meski begitu, Bank Dunia memprediksi PDB akan meningkat menjadi 6,3 persen pada tahun 2013.

Menurut Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, meski perekonomian Indonesia menguat, Indonesia harus menjaganya dengan tetap mendukung iklim investasi. “Caranya dengan memastikan peraturan yang jelas dan konsisten, serta terus meningkatkan kualitas belanja pemerintah," ujarnya.

Ke depan, pemerintah harus siap menghadapi tantangan perekonomian, seperti krisis jangka pendek. Pemerintah juga harus mendorong pertumbuhan, seperti memperkuat investasi pada infrastruktur baru, keterampilan dan pendidikan, serta memperkuat perlindungan sosial.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai pertumbuhan ekonomi tinggi Indonesia belum masuk ke kategori overheating karena masih di bawah output potensialnya. "Tingkat pertumbuhan ekonomi saat ini 6,4 persen pada triwulan II-2012, masih berada di bawah output potensial, yang menurut perkiraan sebesar 6,7 persen," katanya pekan lalu.

Overheating merupakan kondisi ketika sisi permintaan dalam perekonomian tumbuh sangat cepat dan melampaui kapasitas produksi nasional. Dari sisi domestik, kondisi ini tercermin pada tingginya tekanan inflasi fundamental dan dari sisi eksternal terlihat pada besarnya defisit transaksi berjalan.

Sejumlah indikator yang biasanya menunjukkan pemanasan ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi yang melebihi tingkat output potensial, kredit yang tumbuh tinggi dan harga aset yang terlalu tinggi (bubble). Untungnya, inflasi inti tercatat tetap rendah dan terkendali 4,16 persen pada Agustus 2012 atau masih di kisaran yang diprediksi Bank Indonesia sebesar 3,5 persen hingga 5,5 persen.

Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini 6,4 persen dan meningkat menjadi 6,6 persen tahun depan. Kuatnya permintaan domestik, khususnya konsumsi dan investasi swasta, dinilai mampu mengkompensasi penurunan ekspor akibat dampak penurunan pertumbuhan ekonomi global.

AYU PRIMA SANDI

Berita ekonomi lainnya:
Jurus Mengatasi Pencurian Listrik

Cipaganti Masuk Bursa

Tahun ini ASDP Datangkan Lima Kapal

Kenaikan di Menit Terakhir Selamatkan Indeks

Kementerian Keuangan Pangkas Duit Perjalanan Dinas

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

2 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

2 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

25 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

34 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya