TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak enam kesepakatan jual beli gas bumi ditandatangani dalam pembukaan Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2017 di Jakarta Convention Center pada hari ini, Rabu, 17 Mei 2017.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan kesepakatan ini diperkirakan akan menyumbang tambahan penerimaan negara sekitar US$ 5 miliar selama periode kontrak. Semua gas dalam kesepakatan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Adapun pasokan untuk sektor-sektor tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan serta Harga Gas Bumi. “Dalam kesepakatan ini, gas akan dipasok untuk kebutuhan kelistrikan, industri, lifting minyak, dan rumah tangga,” ujarnya di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca: 2030, Kebutuhan Investasi Gas Capai US$ 80 Miliar
Enam kesepakatan yang ditandatangani tersebut terdiri atas empat kesepakatan baru dan dua amandemen dari kesepakatan sebelumnya. Salah satu kesepakatan baru itu adalah perjanjian jual-beli gas alam cair, liquefied natural gas (LNG), antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Tangguh dengan PT PLN Persero.
Dalam kesepakatan tersebut, BP beserta Kontraktor KKS Tangguh lain bersepakat memasok tambahan 16 kargo LNG per tahun untuk PLN yang akan dimulai pada 2020 hingga 2035. Pasokan tersebut bersifat multidestinasi sehingga PLN dapat memanfaatkannya untuk berbagai pembangkit di Indonesia.
Baca: Investasi LNG, Tokyo Gas Incar Wilayah Sulawesi
“Kami berharap alokasi pasokan LNG tersebut dapat diserap sepenuhnya oleh PLN sehingga mendukung program Nawacita pemerintah untuk menyediakan listrik yang cukup serta meningkatkan rasio elektrifikasi nasional,” ujarnya.
Pasokan gas untuk kebutuhan domestik terus meningkat dari waktu ke waktu. Selama periode 2003 hingga 2016, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun. Untuk 2017, hingga akhir Februari, realisasi pasokan gas untuk domestik sudah mencapai 3.889 atau sekitar 58,5 persen dari total pasokan gas. “Artinya, pasokan gas untuk domestik sudah lebih besar dari ekspor,” tuturnya.
Untuk mengoptimalkan pasokan gas bumi bagi pembeli dalam negeri, kata dia, pembangunan infrastruktur gas harus dipercepat. Dengan adanya infrastruktur gas inilah penyerapan gas dari lapangan-lapangan migas oleh sektor-sektor terkait segera terealisasi.
DESTRIANITA