TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berencana menambah alokasi jaringan gas untuk rumah tangga tahun ini. Tambahan alokasi tersebut guna mempercepat pencapaian target pembangunan satu juta jaringan gas rumah tangga pada 2024.
Anggaran akan diambil dari realokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2017 yang telah disahkan menjadi undang-undang. “Kami akan mengusulkan realokasi yang di dalam anggaran sebelumnya digunakan untuk tangki timbun,” ujar Jonan setelah meresmikan jaringan gas di Rumah Susun Penjaringan Sari III, Surabaya, Minggu, 7 Mei 2017.
Baca: 2018, Pemerintah Bangun Jaringan Gas 122 Ribu...
Nilai anggaran yang dialihkan tersebut berkisar Rp 190 miliar. Apabila biaya pemasangan per rumah tangga senilai Rp 10 juta, realokasi setara dengan 19 ribu sambungan rumah.
Menurut Jonan, anggaran untuk tangki penyimpanan pasokan minyak mentah sebaiknya ditanggung operator. Sehingga, anggaran realokasi dapat digunakan secara maksimal untuk pembangunan yang bermanfaat langsung kepada masyarakat bawah seperti jargas rumah tangga.
Untuk itu, mantan Menteri Perhubungan tersebut mempertimbangkan beberapa aspek. Kementerian akan mengecek ketersediaan jaringan, pasokan gas, dan daerah mana saja yang memerlukan.
Jonan melihat pula keseriusan pemerintah daerah yang ingin mendapatkan jaringan gas rumah tangga masuk wilayahnya. “Tolong kepala daerah juga mendukung karena ini ada alokasi dari anggaran pembangunan tangki timbun,” tuturnya.
Simak: Pemerintah Prioritaskan Jaringan Gas untuk Perumahan ...
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan antusiasmenya agar Surabaya mendapatkan pasokan tambahan hasil realokasi tersebut. “Tahun ini Surabaya enggak dapat. Saya ini diprotes warga, ‘Kenapa yang dapat itu cuma (Kecamatan) Rungkut’,” ucapnya.
Di Kota Pahlawan, kata Risma, jaringan gas rumah tangga membawa manfaat terutama sektor usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). Menggunakan gas bumi, UMKM bisa lebih hemat 30-35 persen per bulan dan sektor rumah tangga berhemat 20-25 persen setiap bulan dibandingkan menggunakan elpiji. Total kini telah terdapat 24 ribu sambungan rumah gas bumi, meliputi wilayah Surabaya selatan (8.637 sambungan rumah), timur (7.578 sambungan rumah), dan tengah (7.800 sambungan rumah).
Pada 2017 ini, pemerintah mengalokasikan APBN 2017 untuk membangun 59.809 sambungan rumah. Sedangkan PGN mendapat 26 ribu sambungan rumah. Lokasinya tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta, dan Kota Mojokerto.
Baca: PGN Pasang 4.000 Jargas Rumah di Batam
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Jobi Triananda Hasjim mengatakan PGN juga berkomitmen untuk terus memperluas jaringan infrastruktur gas serta meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi ke berbagai daerah, tanpa membebani APBN. "Saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi di 10 kota di 12 propinsi melalui infrastruktur yang terdiri dari 7.278 km, 2 unit FSRU, serta 10 stasiun CNG/SPBG," katanya.
ARTIKA RACHMI FARMITA (SURABAYA)