TEMPO.CO, Jakarta – Tembaga membukukan kenaikan terbesar dalam hampir empat tahun, memimpin lonjakan komoditas logam pada perdagangan Jumat, 10 Februari 2017.
Penguatan tersebut didorong oleh naiknya ekspor Cina dan indikasi bahwa BHP Billiton Ltd akan menghentikan sementara pengiriman dari tambang tembaga terbesar dunia.
Baca Juga: Trump Janjikan Pemotongan Pajak, Dolar AS Terus Menguat
Pengiriman ke luar negeri dari Cina, terhadap pengguna logam industri, mengalami rebound pada Januari dengan ekspor ke Amerika Serikat meningkat, demikian menurut data Bea Cukai.
BHP menyatakan force majeure pada pengiriman dari tambang Escondida di Cile setelah para pekerja mulai mogok pada Kamis, 9 Februari 2017.
Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas Global TD Securities, mengatakan masih ada kekhawatiran akan ada defisit di pasar tembaga. “Kita bisa saja mengalami defisit signifikan jika pemogokan tersebut berlanjut terus-menerus,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Simak: Ernst & Young Indonesia Didenda di AS, Ini Tanggapan Indosat
Harga tembaga untuk kontrak tiga bulan lagi melaju 4,6 persen dan bertahan di level US$ 6.090 per metrik ton pada pukul 17.50 di London Metal Exchange, terbesar sejak Mei 2013. Selain tembaga, harga aluminium, nikel, dan timah juga menguat.
BISNIS.COM