TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan di akhir November ini, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan akan bergerak konsolidasi, berpeluang menguat meski terbatas.
IHSG akan bergerak dipengaruhi sentimen pelemahan dolar, dan anjloknya komoditas minyak.
Analis Ekonomi First Asia Capital David Sutyanto dalam memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran support 5.110 dan resisten di 5.170.
Menurut David, saham-saham yang diuntungkan dengan penguatan rupiah akan menjadi penopang penguatan indeks.
"Namun sebaliknya saham berbasiskan komoditas cenderung koreksi menyusul koreksi harga komoditasnya tadi malam," kata David dalam pesan tertulisnya Rabu, 30 November 2016.
Selasa, 29 November 2016, harga minyak mentah anjlok 3,9 persen di US$ 45,23 per barel. Penurunan tersebut karena keraguan pasar atas kesepakatan pemangkasan produksi menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hari ini.
Selain itu, dolar Amerika Serikat juga kembali melemah 0,35 persen, untuk tiga sesi perdagangan terakhir terhadap sejumlah mata uang dunia seperti euro di 1,06 per dolar AS dan terhadap yen di 112,6 per dolar AS.
IHSG pada perdagangan kemarin berhasil menguat terbatas, terutama dipicu rebound sejumlah saham perbankan, properti, dan penguatan lanjutan saham sektor perkebunan seiring kenaikan harga komoditasnya yang saat ini sudah di atas RM 3.000 per metrik ton (MT). IHSG kemarin tutup menguat 22,09 poin (0,43 persen) di 5136,66.
"Pelaku pasar cenderung bermain dalam pola trading menyasar sejumlah saham sektoral yang sudah koreksi dalam sehingga secara technical memicu aksi beli balik," kata David.
Nilai tukar rupiah atas dolar AS yang bergerak fluktuatif dan kembali melemah 0,6 persen di Rp 13.549 (kurs BI) membayangi aksi beli lanjutan pelaku pasar.
Sementara bursa saham global tadi malam berhasil menguat. Indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx menguat 0,72 persen di 3.038,42. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,12 persen dan 0,13 persen di 19.121,60 dan 2.204,66. Indeks Nasdaq menguat 0,21 persen di 5.379,92. Penguatan di Wall Street terutama ditopang saham-saham sektor real estate da produk kesehatan.
Penguatan di Wall Street ditopang data ekonomi yang dirilis tadi malam. Angka pertumbuhan ekonomi AS di kuartal III 2016 direvisi naik 3,2 persen dibandingkan kuartal II (qoq) dari angka sebelumnya yang dirilis 2,9 persen. GDP AS hingga kuartal III tumbuh 1,8 persen sejak Januari 2016 (YTD).
Adapun Indeks kepercayaan konsumen AS bulan ini naik ke 107,1 di atas perkiraan 101,3 dan bulan sebelumnya 100,8.
DESTRIANITA