TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum bisa memastikan kapan transaksi bahan bakar minyak nonsubsidi menggunakan Kartu BBM bisa terealisasi. Wakil Menteri Energi Susilo Siswoutomo mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mengadakan pertemuan dengan sejumlah pihak yang terkait implementasi Kartu BBM ini.
"Secepatnya (kami realisasikan), kami sedang memberi penjelasan kepada yang belum mengerti," kata Susilo kepada wartawan di Kementerian Energi, Jumat, 18 Oktober 2013.
Susilo menjelaskan sebenarnya implementasi Kartu BBM ini tidak serumit yang dibayangkan. "Enggak usah pakai smartcard, kartu khusus atau harus punya deposito, tapi pakai kartu ATM yang sudah ada saja," ujarnya.
Namun, untuk implementasi tersebut, hingga saat ini pihak Kementerian masih mengkoordinasikan dengan perbankan, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas, Pertamina, dan Hiswana Migas. "Kami bicara mengenai pelaksanaan dan pengaturan segala macam dan Insya Allah enggak ada masalah dalam pelaksanaan dan pembiayaan," ujarnya.
Meski pada tahap awal ini Kartu BBM bersifat untuk membiasakan masyarakat dalam pembayaran nontunai, nanti kartu ini bisa juga untuk mengendalikan konsumsi BBM. "Dengan kartu ini, transaksi pembelian BBM subsidi dari setiap SPBU bisa langsung ketahuan karena semua data begitu kartu digesek langsung bisa tercatat di bank volume dan duit yang masuk," ujarnya.
Pemerintah berencana menggunakan kartu khusus untuk pembelian BBM nontunai. Cara ini diharapkan bisa mengendalikan kuota BBM agar tidak jebol. Namun, pemasangan radio frequency identification (RFID) masih terkendala akibat masalah pendanaan PT Inti sebagai pemenang tender. Saat ini, Pertamina dan Inti tengah merenegosiasi harga kontrak alat pengendali tersebut. Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan negosiasi tidak mempengaruhi pemasangan alat pengendali yang sedang berjalan.
Menurut dia, pemasangan sistem pengendali di 273 SPBU di DKI Jakarta dan sekitarnya terus berjalan. "Untuk DKI bahkan sudah hampir selesai," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI