Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kredit Macet BPR di Solo Lebihi Batas Maksimum  

image-gnews
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Angka kredit macet atau bermasalah (NPL) dari 88 Bank Perkreditan Rakyat di eks-Karesidenan Surakarta tercatat sebesar 6,95 persen. Padahal, Bank Indonesia mematok batas atas NPL perbankan sebesar 5 persen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Suryono, meminta tingginya angka kredit macet BPR di eks-Karesidenan Surakarta itu diwaspadai. “Analis kredit BPR harus berhati-hati dalam menilai apakah calon debitor layak mendapat kucuran kredit atau tidak,” katanya di sela-sela pelatihan analisis kredit BPR di Bank Indonesia Solo, Kamis, 13 Desember 2012.

Dia membandingkan dengan angka kredit macet perbankan secara umum, yang berada di angka 2,77 persen. Sedangkan untuk perbankan syariah--termasuk BPR syariah--hanya 2,8 persen. “Salah satu kuncinya adalah kemampuan analisis kredit dalam menilai kemampuan bayar calon debitor,” kata Suryono.

Suryono mengatakan bahwa saat ini angka kredit macet di BPR sudah mulai menurun. Jika pada Oktober 2011 tercatat 8,14 persen, pada Desember 2011 turun menjadi 7,56 persen. “Dan per Oktober 2012 sudah di angka 6,95 persen,” katanya seraya berharap sesegera mungkin dapat berada di bawah ambang batas 5 persen.

Untuk meningkatkan kehati-hatian BPR, BI mengadakan pembinaan setahun sekali, yang diikuti para pelaksana kredit di lapangan. Mereka dilatih bagaimana menilai calon debitor agar tidak terjadi kredit macet. “Kami mengundang BPR yang angka NPL-nya tinggi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Solo, Pangarso Yoga, mengatakan, dalam penyaluran kredit BPR, ada prinsip memberi kemudahan pada calon debitor. “Jadi, misalnya yang bersangkutan meminjam di bank umum dan ditolak, di BPR bisa dikabulkan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini karena BPR cenderung menggunakan pendekatan personal ke nasabah. Sayangnya, petugas bagian pencairan kredit kadang kebablasan dalam menyalurkan kredit yang dapat menimbulkan kredit macet.

Menurut Pangarso, kredit macet biasa terjadi karena penerima kredit menggunakan uangnya tidak sesuai rencana semula. Contohnya, yang seharusnya untuk modal usaha, malah dipakai kegiatan konsumsi. “Di sini pentingnya seorang analis kredit untuk terus mengawal nasabahnya agar tidak salah langkah. Jadi tugasnya tidak berhenti saat kredit sudah cair,” ucapnya.

Untuk mencapai NPL di bawah 5 persen, Suryono mengatakan, caranya dengan merestrukturisasi kredit macet, memperbaiki manajemen proses, dan tidak serampangan menyalurkan kredit. “Kalau memang tidak layak, jangan diberi,” dia menegaskan. Hingga Oktober 2012, 88 BPR di Surakarta sudah menyalurkan kredit Rp 2,5 triliun.

UKKY PRIMARTANTYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

6 hari lalu

Bank Jepara Artha. Dok: BPR
Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?


OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

6 hari lalu

Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Tempo/Tony Hartawan
OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.


Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

14 hari lalu

Turunnya pendapatan sebagian peminjam menaikkan risiko kredit macet.
Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.


OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Bali Artha Anugrah, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

21 hari lalu

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.  Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Bali Artha Anugrah, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

Setelah izin usaha izin PT BPR Bali Artha Anugrah dicabut oleh OJK, maka LPS langsung menyiapkan proses pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah.


Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

45 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Lifeforstock
Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.


LPS Mulai Bayar Simpanan Nasabah BPR Aceh Utara, Tahap Pertama Lebih dari Rp 500 Juta

50 hari lalu

Petugas memberikan edukasi menabung kepada Peserta Raimuna Nasional (Rainas) XII Tahun 2023 di Buperta, Cibubur, Jakarta, Ahad, 20 Agustus 2023. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memberikan edukasi kepada anggota pramuka dan pelajar untuk menabung di lembaga keuangan yang dijamin oleh LPS. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
LPS Mulai Bayar Simpanan Nasabah BPR Aceh Utara, Tahap Pertama Lebih dari Rp 500 Juta

LPS mulai membayar simpanan nasabah BPR Aceh Utara pada hari ini. Untuk tahap pertama, LPS membayar Rp 538,83 juta.


BPR Berguguran, Pengamat Prediksi Jumlah akan Terus Berkurang

50 hari lalu

Ilustrasi OJK / Otoritas Jasa Keuangan. Tempo/Tony Hartawan
BPR Berguguran, Pengamat Prediksi Jumlah akan Terus Berkurang

Sejumlah BPR gulung tikar. Pengamat memprediksi dalam lima tahun jumlah BPR akan berkurang dari 1.400 menjadi 1.000an.


OJK Sudah Tutup 7 BPR, Pengamat Perbankan: Utamanya Bukan Fraud, Tapi Kalah Saing

51 hari lalu

Sri Sunarti, warga Indramayu salah satu nasabah Perumda BPR Karya Remaja Indramayu (BPR KRI), sebagai nasabah penyimpan layak bayar yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), saat mencairkan uangnya di BRI setempat.LPS melakukan pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah BPR KRI, melalui BRI di wilayah Indramayu.(TEMPO/Lourentius EP)
OJK Sudah Tutup 7 BPR, Pengamat Perbankan: Utamanya Bukan Fraud, Tapi Kalah Saing

OJK sudah menutup 7 BPR sejak Januari 2024. Arianto menyebut mereka tutup karena lemahnya manajemen dan tata kelola, serta kalah saing dan permodalan.


Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

52 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan keynote speech pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa 5 Maret 2024. Mandiri Investment Forum 2024 yang dihadiri lebih dari 25 ribu partisipan baik dari dalam maupun luar negeri itu juga sebagai komitmen Bank Mandiri dalam memberi kontribusi untuk terus mendukung investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko global. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.


Sudah 6 BPR Ditutup OJK Tahun Ini, LPS: Nasabah dan Masyarakat Tak Perlu Khawatir

57 hari lalu

Ilustrasi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). ANTARA
Sudah 6 BPR Ditutup OJK Tahun Ini, LPS: Nasabah dan Masyarakat Tak Perlu Khawatir

OJK menghentikan operasional 6 BPR di awal tahun ini, namun LPS berharap nasabah dan masyarakat tetap tenang karena simpanan mereka dijamin.