TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menganggap deflasi 0,07 persen sebagai sinyal inflasi pada tahun ini akan terjaga di angka 4 persen. Sebab, menurut dia, angka tersebut menandakan kemampuan pemerintah menjaga harga barang dan jasa.
"Itu tecermin dari beberapa harga barang atau jasa yang terkoreksi setelah lewat periode Ramadan dan Lebaran. Jadi ini menunjukkan inflasi kita akan sesuai dengan target," ujar Agus setelah menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 5 September 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 0,07 persen pada Agustus 2017. Angka tersebut di luar dugaan karena jauh lebih rendah dibanding angka pada periode yang sama di tahun 2016, yaitu 0,39 persen.
BPS beranggapan hal tersebut terjadi akibat deflasi pada bahan makanan dan transportasi. Di bahan makanan, terjadi deflasi 0,67 persen dengan andil 0,14 persen. Sedangkan persentase pada transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan adalah 0,60 persen dengan andil deflasi 0,10 persen.
Agus mengatakan pemerintah tidak bisa cepat puas dulu dengan angka yang sudah ada. Menurut dia, pemerintah masih harus bekerja keras di paruh kedua tahun ini untuk memastikan inflasi benar-benar di angka target, yaitu 4 persen.
Inflasi inti pun, kata Agus, masih harus ditekan. Walau inflasi inti terjaga rendah beberapa tahun terakhir, Agus menganggap angka yang ada masih kurang.
Sebagai catatan, inflasi inti tercatat di angka 2,98 persen pada Agustus lalu. Angka tersebut dianggap Kepala Analis BTN Winang Budoyo sebagai yang terendah dalam 14 tahun terakhir.
"Kalau dibandingkan dengan negara tetangga di regional kita, masih harus dilakukan pengendalian inflasi inti dengan lebih baik," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
ISTMAN M.P.