TEMPO.CO, Jakarta - Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia membeberkan penyebab biro umroh First Travel memberangkatkan jemaahnya dengan jumlah sedikit-sedikit.
Menurut Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Besar Polisi Awi Setiyon, First Travel menggunakan sistem gali lubang tutup lubang untuk memberangkatkan jemaah. Uang setoran dari jemaah yang baru mendaftar digunakan untuk memberangkatkan jemaah yang mendaftar lebih awal.
"Mereka kan berangkatkan jemaah. Nah, ada kekurangan dana, maka pelaku ambil dari korban berikutnya. Jadi sistem gali lubang tutup lubang," kata Awi, Rabu, 23 Agustus 2017. "Karena memang modus untuk menariknya begitu, diberangkatkan sedikit-sedikit."
Simak: Tersangka First Travel, Anniesa Hasibuan Kunci Akun
Biro First Travel, kata Awi, awalnya akan memberangkatkan jemaah pada periode Januari sampai Desember 2016. "Tapi ternyata tidak bisa diberangkatkan semua sehingga molor sampai Mei 2017," ucapnya.
Namun jemaah kembali disuguhi paket haji menggunakan pesawat sewaan dengan tambahan dana Rp 2,5 juta. "Hal itu agar berangkat lebih cepat, tapi setelah Mei 2017, ternyata belum berangkat juga. Jadi ditawari lagi paket Ramadan dengan tambahan dana agar jemaah segera diberangkatkan," ujarnya.
Sebelumnya, salah satu agen yang memiliki piutang pada First Travel membeberkan bahwa First Travel membuat jadwal umrah bagi calon jemaahnya. Tujuannya, agar jemaah yang daftar lebih dulu bisa dibiayai oleh pendaftar berikutnya. Karena itu, bagian marketing First Travel didorong untuk menambah jumlah jemaah dari tahun ke tahun. Target penambahan jumlah jemaah rata-rata mencapai 20 persen tiap tahun.
FAJAR PEBRIANTO | ALI HIDAYAT