TEMPO.CO, Jakarta - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange kembali menguat pada Selasa atau Rabu pagi WIB, 17 Mei 2017. Ini menjadi kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut, di tengah situasi politik yang tidak stabil, baik di dalam maupun luar negeri.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni naik 6,4 dolar Amerika atau 0,52 persen, menjadi menetap di US$ 1.236,4 per ounce. Perdagangan emas melanjutkan tren kenaikannya karena indeks dolar Amerika melemah 0,80 persen menjadi 98,09 pada pukul 18.42 GMT.
Indeks tersebut merupakan ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun, emas berjangka akan naik.
Investor berlindung di logam mulia ketika cerita tentang Presiden Donald Trump yang berbagi informasi rahasia dengan pejabat tinggi Rusia dalam sebuah pertemuan Gedung Putih baru-baru ini menjadi berita utama.
Menurut beberapa analis, masalah geopolitik, seperti ketidakpastian seputar Semenanjung Korea, juga menyebabkan kenaikan harga emas. Harga emas berjangka juga terdorong oleh Dow Jones Industrial Average Amerika yang melemah, turun 0,04 persen pada pukul 18.53 GMT. Bila ekuitas mengalami kerugian, logam mulia biasanya naik.
Seperti dilansir dari Xinhua, perak untuk pengiriman Juli naik 14,4 sen atau 0,87 persen, ditutup pada US$ 16,747 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 8,3 dolar Amerika atau 0,89 persen, ditutup pada US$ 937 per ounce.
ANTARA