TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) membidik tiga sektor utama untuk menggenjot peluang kerja sama perdagangan dengan Indonesia tahun ini. Ketiga sektor tersebut antara lain teknologi, perikanan, dan pariwisata yang rencananya akan terangkum dalam Taiwan Expo 2017. Pameran produk Taiwan yang baru diadakan pertama kalinya di Indonesia ini bakal menghadirkan sebanyak 60-70 perusahaan asal Taiwan.
“Tujuan utama pameran ini murni untuk menggaet kerja sama dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia. Indonesia juga menjadi negara pertama penyelenggaraan Taiwan Expo 2017 di Asean, setelah itu acara ini akan diadakan di Malaysia, Vietnam, dan Filipina,” kata Deputy Executive Director, Strategic Marketing Department TAITRA Tony L. K. Lin di Jakarta, Jumat, 3 Maret 2017.
Baca: Tutup Trade Expo 2016, Mendag: Total Transaksi Meningkat
Taiwan Trade Expo 2017 akan digelar di Jakarta Convention Center dengan luas 3.108 m2 dengan menyediakan sekitar 151 booth. Dalam acara ini, sejumlah produk-produk yang sudah lebih dulu masuk ke Indonesia misalnya Acer, Asus, dan Chatime juga akan hadir.
Tony menjelaskan acara ini akan dimanfaatkan oleh TAITRA untuk melakukan branding terhadap produk-produk asal Taiwan yang sudah masuk di Indonesia. Pasalnya, dirinya mengaku banyak masyarakat Indonesia tidak mengenal produk di sekitar mereka adalah produk buatan Taiwan.
Mengutip data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Taiwan mencapai US$ 6,54 miliar sepanjang tahun lalu. Angka tersebut tercatat turun 20,36% dibandingkan capaian 2015 senilai US$ 8,21 miliar.
Sepanjang 2011-2015, nilai perdagangan kedua negara ini juga mencatatkan tren penurunan dengan rata-rata sebesar 6,07 persen. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Taiwan lebih didominasi oleh barang-barang mentah yakni nikel, produk perikanan, dan kayu, sedangkan Indonesia mengimpor barang-barang elektronik.
“Taiwan menawarkan solusi teknologi dalam pameran ini sehingga produk-produk Indonesia tidak lagi berbentuk barang mentah, tetapi lebih memiliki nilai tambah. Teknologi kesehatan, ICT, hingga daur ulang Taiwan tidak kalah dengan negara maju seperti Jepang dan Jerman,” ucapnya.
Soal pariwisata, dirinya menyebutkan turis asal Taiwan sangat menyukai Pulau Bali, dan Pulau Komodo sehingga Taiwan Trade Expo 2017 juga dimanfaatkan Tony untuk mempromosikan potensi wisata kedua belah pihak.
Apalagi, berdasarkan laporan Mastercard Future of Outbound Travel in Asia Pacific, potensi wisatawan outbond Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan hingga 15,4% pada 2021. Sebaliknya, jumlah turis asal Taiwan menunjukkan tren signifikan dalam mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami juga mengembangkan atmosfer pariwisata yang ramah dengan muslim, mulai dari gaya hidup sampai kuliner bersertifikat halal. Acara ini juga akan menghadirkan China Airline dan Eva Air,” katanya.