TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau sebesar 3,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Inflasi Januari lebih dipengaruhi oleh barang yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices), yaitu berkontribusi sebesar 2,57 persen," ujar Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, dalam konferensi pers, di kantornya, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.
Menurut Kecuk, inflasi tertinggi terjadi di Pontianak, yaitu sebesar 1,82 persen dan inflasi terendah terjadi di Manokwari, sebesar 0,09 persen. Total ada 82 kota di seluruh Indonesia yang masuk dalam survei.
Baca : Inflasi Januari 2017 Diprediksi Mengencang, Ini Alasannya
Kecuk menjelaskan komponen pengeluaran penyumbang inflasi tertinggi adalah komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Hal itu yang pertama disebabkan oleh kenaikan biaya perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK), surat izin mengemudi (SIM), dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) yang terjadi, dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,23 persen.
"Selanjutnya harga pulsa ponsel memberikan andil 0,14 persen dan penyesuaian harga bahan bakar minyak memberikan andil 0,08 persen," tutur Kecuk.
Penyumbang inflasi tertinggi berikutnya, kata Kecuk, adalah komponen perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, dengan total andil sebesar 0,26 persen. Kecuk menuturkan faktor pertama adalah adanya kebijakan kenaikan tarif listrik 900 VA yang terjadi mulai awal Januari lalu, sehingga berkontribusi sebesar 0,19 persen terhadap inflasi. "Kemudian ada kontribusi tarif sewa rumah sebesar 0,04 persen."
Baca : Impor Daging India Diklaim Tak Rugikan Peternak Lokal
Berikutnya, inflasi tinggi Januari juga disumbang oleh komponen bahan makanan sebesat 0,66 persen. Namun, menurut Kecuk angka andil bahan makanan pada Januari 2017 lebih rendah dibandingkan inflasi umum, yang sebesar 0,97 persen. "Biasanya selalu lebih tinggi, maka artinya bahan makanan terkendali harganya," ucap Kecuk.
Meskipun demikian, Kecuk memberikan catatan bahwa ada beberapa komoditas bahan makanan yang menyumbang inflasi. Pertama, adalah kenaikan harga cabai rawit sebesar 0,10 persen dan ikan segar sebesar 0,07 persen.
"Dan ada juga komoditas yang menahan inflasi atau harganya menurun, yaitu cabai merah -0,08 persen dan bawang merah -0,06 persen," ujar Kecuk.
Sebelumnya, tingkat inflasi pada Desember 2016 tercatat sebesar 0,42 persen. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender yang terhitung pada Januari-Desember 2016 mencapai 3,02 persen. Angka ini menjadi yang terendah sejak 2010.
GHOIDA RAHMAH