TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Taslim Z. Yunus mengatakan skema bagi hasil kotor (gross split) berpotensi meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. "Banyak diskresi yang diberikan pemerintah," ucapnya di Dewan Pers, Jakarta, Ahad, 29 Januari 2017.
Diskresi yang dimaksud Taslim adalah variable split yang menjadi salah satu komponen perhitungan bagi hasil. Menurut dia, ada 12 variabel yang bisa meningkatkan bagian pendapatan kontraktor. Taslim berujar, kontraktor bisa mendapatkan bagian lebih besar jika mampu bekerja efisien. "Ke-12 variabel diharapkan bisa mendorong produksi," tuturnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split, terdapat sepuluh variabel yang bisa menambah bagian kontraktor. Variabel tersebut adalah status wilayah kerja, lokasi lapangan, kedalaman reservoir, ketersediaan infrastruktur pendukung, jenis reservoir, kandungan karbondioksida (CO2), kandungan hidrogen sulfida (H2S), berat jenis minyak bumi, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) saat pengembangan lapangan, dan tahapan produksi.
Direktur Indonesia Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah juga sependapat dengan Taslim. "Skema gross split kemungkinan merupakan salah satu kebijakan yang secara langsung bisa meningkatkan produksi migas," ujarnya. Skema gross split memungkinkan kontraktor dapat tambahan bagian dengan bekerja lebih efisien.
Kesempatan menambah bagian, menurut Sammy, sangat menarik bagi kontraktor. Ia menuturkan skema tersebut memberikan keleluasaan yang lebih kepada kontraktor dan memberi tantangan yang lebih besar karena memikul beban risiko seluruhnya. "Tapi, kalau bisa beroperasi secara efisien, untung dia bisa lebih besar," ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, total produksi migas sepanjang 2016 tercatat 2.249 MBOEPD. Rata-rata produksi minyak bumi sebesar 831 ribu MBOPD. Sedangkan produksi gas bumi mencapai 1.418 MBOEPD.
Lifting migas tahun lalu mencapai 2.000 MBOEPD. Lifting tersebut terdiri atas lifting minyak bumi sebesar 820,3 MBOPD dan gas bumi 1.181,5 MBOEPD.
VINDRY FLORENTIN