TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengerahkan upaya mendorong tercapainya target Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor produksi yang naik dua kali lipat atau menjadi 40 persen tahun ini. Tahun lalu realisasi KUR di sektor ini mencapai 22 persen.
"Ini tugas yang memerlukan persiapan, karena tidak mudah begitu saja berganti dari perdagangan ke pertanian," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.
Baca:
Pembuat Faktur Palsu Koleksi Apartemen hingga Mobil Mewah
Ditjen Pajak Limpahkan Kasus Faktur Fiktif ke Pengadilan
Muliaman menuturkan, untuk pergeseran sektor itu, dibutuhkan keterampilan yang berbeda, sehingga OJK akan mencoba membangun skema pembiayaan (lending model) baru yang melibatkan banyak pihak. "Tentunya di sektor pertanian, terutama yang mendukung ketahanan pangan juga sektor peternakan dan energi," katanya.
Simak:
Chevrolet Siapkan SUV Terbaru, Mungkinkah Trailblazer?
Nobar Debat Pilkada DKI, Dapat Hadiah Bolt
Dengan membuat model skema pembiayaan baru, target penyerapan KUR ke sektor-sektor produktif sebesar 40 persen dapat tercapai. Adapun sektor produksi yang dimaksud adalah pertanian, perikanan, dan industri.
Tahun ini, plafon penyaluran KUR naik menjadi Rp 110 triliun dibanding 2016 sebesar Rp 100 triliun. Berdasarkan skemanya, porsi KUR mikro mencapai 81 persen, KUR retail 18 persen, dan KUR penempatan tenaga kerja Indonesia 1 persen. Adapun subsidi bunga KUR mikro diubah menjadi 9,55 persen.
GHOIDA RAHMAH