TEMPO.CO, Jakarta - Senior Analyst Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan pasar obligasi masih cenderung mengalami pelemahan dengan sentimen yang sama dan belum terbarukan. Imbas penguatan laju USD, kata dia, membuat laju rupiah juga kembali melemah.
"Begitupun dengan yield sejumlah obligasi global yang masih cenderung naik jelang pelantikan Presiden Trump (Donald Trump)," kata Reza melalui keterangan tertulis, Sabtu, 21 Januari 2017.
Baca: Donald Trump Dilantik, RI Harus Cari Alternatif Pasar Ekspor
Menurut dia, pelaku pasar masih melakukan aksi jual namun cenderung terbatas sehingga penurunannya pun tidak terlaku besar. Pasar juga masih menantikan pidato Presiden AS, Donald Trump, pasca pelantikan. Berkurangnya volume maupun aktivitas beli terefleksi pada pergerakan yield-nya. Pada pergerakan SUN, terlihat yield bertenor pendek hingga panjang bergerak masih berhimpitan dengan yield tenor sebelumnya.
Simak: Donald Trump Jadi Presiden AS, Ekspor Sawit RI Terancam
Pergerakan yield untuk masing-masing tenor adalah untuk tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield -2,71 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -1,59 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun -0,18 bps. "Masih adanya aksi jual lanjutan membuat pergerakan harga obligasi cenderung melemah namun, kali ini cenderung terbatas," ujar Reza.
Tak terkecuali pada seri obligasi benchmark. Pada FR0053 yang memiliki waktu jatuh tempo kurang lebih 6 tahun dengan harga 99,23 persen memiliki yield _7,17 persen atau turun -0,74 bps dari sehari sebelumnya di harga 99,20 persen memiliki _yield_7,18 persen. Untuk FR0072 yang memiliki waktu jatuh tempo kurang lebih 20 tahun dengan harga 102,02 persen dan _yield 8,04 persen atau naik 1,19 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,14 persen dan yield 5,48 persen.
Reza menerangkan, pada Jumat, 20 Januari 2017, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,02 bps di level111,94 dari sebelumnya di level 111,91. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,05 bps di level 106,70 dari sebelumnya di level 106,65.
Sementara pada laju yield obligasi korporasi, cenderung bergerak flat dimana tidak terjadi perubahan banyak pada laju yield obligasi korporasi. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana yield untuk tenor 9-10 rata-rata di kisaran level 9,73-9,74 persen. Sementara pada obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield nya di kisaran level 9,95-9,97 persen. Untuk yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,02-11,03 persen, dan pada rating BBB di kisaran 13,94-13,96 persen.
"Mulai adanya pelemahan tampaknya perlu diwaspadai akan pembalikan arah dari pasar obligasi. Begitupun dengan pergerakan rupiah yang kembali mengalami pelemahan dapat menjadi hambatan potensi penguatan pada pasar obligasi," kata Reza. "Tetap mewaspadai adanya potensi pelemahan lebih lanjut meski kami harapkan dapat lebih tertahan penurunannya."
Reza berharap keadaan dapat berbalik positif seiring indikasi akan pelemahan USD pasca pelantikan Presiden Trump. "Meski demikian, tetap waspada dan juga cermati berbagai sentimen yang ada untuk mengantisipasi perubahan harga di pasar obligasi," ujarnya.
REZKI ALVIONITASARI