TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah sedang mencoba berbalik arah menguat meski masih terbatas seiring dengan kurangnya sentimen positif. Menurut senior analis dari Bina Artha Securities, Reza Priyambada, posisi rupiah masih berisiko melemah. Diperkirakan, rupiah akan bergerak dengan kisaran support 13.525 dan resisten 13.375.
"Kami harapkan kondisi ini hanya sesaat, sehingga rupiah tidak melemah lebih dalam. Cermati berbagai sentimen yang ada," ujar Reza dalam pesan tertulisnya, Senin, 19 Desember 2016.
Setelah melemah cukup signifikan, laju rupiah pekan lalu mampu menguat meski terbatas. Meski masih terdapat sentimen negatif dari melemahnya sejumlah mata uang Asia setelah merespons kenaikan suku bunga acuan The Fed, rupiah mencoba bangkit dengan mencoba memanfaatkan sentimen positif dari rilis data makro.
Neraca perdagangan November 2016 tercatat surplus sebesar US$ 837,8 juta atau sekitar Rp 10,8 triliun dengan ekspor US$ 13,50 miliar dan impor US$ 12,66 miliar serta ditetapkannya level suku bunga acuan 7-days repo rate tetap di level 4,75 persen yang dianggap masih cukup kondusif saat ini.
Namun adanya rilis inflasi Amerika Serikat pada November sebesar 0,2 persen dibanding Oktober 2016 (MOM) dan 1,7 dibanding November tahun lalu (YOY) kembali membuat laju dolar Amerika menguat sehingga membatasi penguatan rupiah.
DESTRIANITA