TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Agus Prabowo mengatakan pihaknya akan mengenalkan enam aplikasi baru untuk pengadaan secara elektronik. Ini dalam rangka inovasi yang dilakukan oleh LKPP.
"Setiap tahun kami harus memiliki inovasi baru, tahun ini ada enam inovasi," kata Agus Prabowo saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis 3 November 2016.
Agus menambahkan inovasi pertama berupa sistem pengadaan secara elektronik, yang kini ditambah dengan international competitive bidding. Di mana para penyedia dari luar negeri dapat mengikuti lelang di Indonesia. "Utamanya paket-paket dari Bank Dunia dan sebagainya."
Berikutnya adalah competitive catalogue. Ini adalah aplikasi untuk melelang secara cepat pekerjaan konstruksi sederhana. Dalam aplikasi itu, para penyedia tinggal memasukkan datanya dan dalam tempo satu jam bisa ditunjuk kontraktor pemenang lelang, serta berapa harganya.
Baca: Terima Pungli, Direktur Pelindo III Dipecat Menteri Rini
Aplikasi yang ketiga adalah aplikasi katalog lokal. Selama ini aplikasi e-Catalog kewenangannya ada di LKPP. Dengan adanya katalog lokal maka kewenangannya didesentralisasikan ke daerah. "Kami sadar tak bisa selesaikan persoalan sendiri," ujar Agus.
Aplikasi katalog lokal ini sedang diuji cobakan di sejumlah daerah, seperti di provinsi Gorontalo, kota Semarang, dan juga kota Yogyakarta. "Nantinya ada katalog nasional, di dalamnya ada katalog sektoral. Lalu ada juga katalog lokal, isinya daerah-daerah," ucapnya.
Namun Agus menuturkan kalau katalog lokal harus berkolaborasi dengan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dan juga ULP (Unit Layanan Pengadaan). Agus berkelakar kalau kedua lembaga ini adalah entitas yang berbeda, namun merupakan keponakan dari LKPP. "Keduanya harus kerja sama, ULP expertise di lelang, LPSE di IT."
Simak: Rusia Tingkatkan Kerjasama Militer Indonesia
Lalu yang keempat adalah sistem informasi rencana umum pengadaan (Sirup) volume 2. Dengan format baru ini, Sirup ini mulai terintegrasi dengan rencana kerja dan anggaran (RKA) kementerian dan lembaga. "Begitu rumuskan, input di Sirup, mudahkan monitoring di masing-masing daerah," ucap Agus.
Kelima adalah memperkenalkan model lelang baru, yaitu e-Reverse Auction. Ini adalah model terbalik lelang-lelang pada umumnya, yang bersaing menawarkan angka tertinggi, dengan aplikasi baru ini maka menawarkan termurah.
Cara ini diakui Agus agak sadis, dan terlebih tak ada dasar hukumnya melakukan lelang dengan cara seperti ini. Dia juga tak menjanjikan sukses, tapi menjanjikan mencoba dan melakukan yang terbaik. "Ini kan inovasi, kalau sukses baru dibuat landasan hukumnya."
Baca: Terima Pungli, Direktur Pelindo III Dipecat Menteri Rini
Kemudian inovasi yang terakhir adalah adanya portal inaproc.id. Dengan adanya enam hal di atas, Agus mengajak jajaran LKPP dan LPSE agar terus berinovasi dan terus memperbaiki kekurangan. "Kalau ada kekurangan tidak apa, yang penting coba terus," tutur Agus.
DIKO OKTARA