TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menyelesaikan pembangunan 65 waduk yang tersebar di berbagai daerah dalam rangka menyiapkan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan penyediaan air baku.
"Dari 65 waduk tersebut, 16 di antaranya harus kita selesaikan sejak 2015, sedangkan 49 lain dibangun tahun ini," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kepada pers di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu, 5 Oktober 2016.
Basuki melakukan kunjungan kerja di Banjarmasin untuk meninjau empat proyek pengairan, yaitu pembangunan Bendungan Tapin, Kabupaten Tapin, dengan kontrak Rp 896,9 miliar; jaringan Daerah Irigasi Amandit, Kabupaten Hulu Sungai (Rp 96,7 miliar); jaringan Daerah Irigasi Batang Alai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Rp 234,5 miliar); serta jaringan Daerah Irigasi Pitap, Kabupaten Balangan (Rp 265,5 miliar).
Ia berujar, dari sejumlah waduk yang akan dibangun tersebut, ada di antaranya yang dalam proses tanda tangan lelang. Seluruh rencana pembangunan waduk tersebut, tutur Basuki, sudah sesuai dengan rencana dan tidak ada yang terhenti, sehingga diharapkan bisa selesai seperti yang direncanakan. "Tidak ada yang mangkrak, termasuk yang dibangun sejak 2015. Kita upayakan 16 waduk selesai dibangun dan tidak mangkrak," tuturnya.
Bahkan, ucap dia, Waduk Raknamo di Nusa Tenggara Timur yang peletakan batu pertamanya atau ground breaking dilakukan Presiden Joko Widodo tahun 2016 diharapkan sudah bisa diresmikan pada 2017, bahkan bisa dipercepat penyelesaiannya.
Basuki berujar, pemerintah menginginkan di NTT terdapat tujuh waduk dari 49 yang diharapkan, karena di provinsi itu belum ada waduk besar. "Memang terlambat membangun waduk di NTT, maka pemerintah akan membangun tujuh waduk di situ," ucapnya.
Di NTB, tutur dia, sudah ada sepuluh waduk, sehingga tak pernah ada kekeringan. Tapi kekeringan masih terjadi di NTT karena memang di sana tidak ada waduk.
ANTARA