TEMPO.CO, Jakarta - Komitmen investasi Cina di Indonesia sudah melebihi US$8 miliar pada semester I/2016, sebagian besar masuk ke sektor industri pengolahan mineral.
Tan Shufu, Konsul Ekonomi dan Perdagangan dari Perwakilan Cina untuk Asean, mengatakan Indonesia adalah mitra ekonomi utama Cina di Asean sekaligus tujuan investasi nomor dua terbesar di dunia.
Dia mengungkapkan komitmen investasi Cina di Indonesia sudah melebihi US$8 miliar pada semester I/2016 setelah mencapai US$22,68 miliar pada 2015.
Investasi Cina di Indonesia, menurutnya, akan semakin tumbuh sejalan dengan kebijakan perbaikan iklim investasi dan deregulasi yang dijalankan pemerintah Indonesia.
“Apalagi di akhir bulan lalu Presiden Jokowi menghadiri seminar investasi di Cina. Beliau mendorong investor Cina ke Indonesia dan mengatakan Indonesia adalah pilihan terbaik bagi investor Cina,” kata Tan, pada Kamis (8 September 2016).
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional, Harjanto, mengatakan mayoritas investasi Cina mengalir ke sektor pertambangan, industri pengolahan mineral, dan tekstil.
Porsi terbesar masuk ke sektor penghiliran industri mineral di Indonesia antara lain pendirian klaster industri berbasis nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Kami sekarang mendorong mereka masuk ke pengolahan batu bara. Misalnya gasifikasi biar ada pembangunan nilai tambah buat batu bara Indonesia,” kata Harjanto.
Data BKPM menunjukkan realisasi investasi Cina sepanjang semester I/2016 mencapai US$1,01 miliar yang terdiri dari 519 proyek investasi. Realisasi tersebut sudah melebihi total realisasi investasi Cina pada 2015 yang senilai US$628,3 juta.
Beberapa realisasi investasi besar dari Cina di Indonesia adalah PT Sulawesi Mining Investment yang menanam yang mendirikan pabrik smelter nikel di Morowali, FT Virtue Dragon Nickel Industry di bidang pengolahan feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dan pabrik semen Anhui Conch di Papua.
Beberapa realisasi investasi besar dari Cina di Indonesia adalah PT Sulawesi Mining Investment yang menanam yang mendirikan pabrik smelter nikel di Morowali, FT Virtue Dragon Nickel Industry di bidang pengolahan feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, dan pabrik semen Anhui Conch di Papua.