TEMPO.CO, Jakarta - Harga hunian di Inggris dan Wales mencapai yang terendah pada Agustus 2016 sejak November tahun lalu akibat ketidakpastian yang disebabkan oleh Brexit.
Survei yang dilakukan analis properti Rightmove menunjukkan penurunan bulanan terjadi sekitar 1,2 persen setelah sempat membaik 0,9 persen. Survei tersebut menunjukkan kebanyakan properti dijual pada 10 Juli-6 Agustus 2016.
Penurunan paling banyak terjadi di Inggris dan negara di ASEAN, masing-masing turun sekitar 2,6 persen dan 2 persen.
Direktur Rightmove Miles Shipside mengatakan pembeli properti potensial tengah lesu. "Mereka yang menjual propertinya pada masa seperti ini cenderung memasang harga yang tinggi. Hal ini juga disebabkan oleh ketidakpastian Brexit dan pembelian pada Maret," ucapnya, seperti dilansir Reuters, Senin, 15 Agustus 2016.
Sebelumnya, Inggris menyatakan akan mundur dari Uni Eropa pada 23 Juni lalu. Keputusan tersebut, menurut beberapa ekonom, akan menyebabkan resesi dan pemangkasan suku bunga oleh Bank of England untuk pertama kalinya sejak 2009.
Data resmi menunjukkan kondisi pasca-keputusan Brexit memang landai, tapi ada sinyal konsumsi masyarakat naik.
Penurunan harga yang terjadi beberapa bulan turut berpengaruh pada penurunan kisaran harga per tahun menjadi 4,1 persen pada Agustus dari sebelumnya 4,5 persen di Juli.
BISNIS.COM