TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan targetnya di pekan-pekan awal bekerja ialah mengadakan rapat. "Karena banyak hal yang harus diselesaikan dalam waktu cepat," katanya di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Ahad, 14 Agustus 2016.
Archandra memimpin rapat sendiri dan didampingi jajarannya. Pertemuan pertama digelar bersama Inpex Corporation untuk membahas pembangunan lapangan gas Masela di Maluku. Ia mengatakan proyek tersebut sudah mulai berjalan sejak pekan lalu dengan biaya yang lebih murah karena menggunakan skema kilang darat (offshore).
Arcandra juga bertemu dengan Chevron Indonesia Company untuk membahas proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di lapangan Bangka. Selain itu, ia bertemu dengan Exxon untuk pengembangan blok Natuna.
Baca Juga: Menteri Pratikno: Pak Arcandra Pemegang Paspor Indonesia
Arcandra juga membahas proyek Mahakam. "Kami rapat maraton dengan tim Pertamina terkait pembangunan blok Mahakam ke depan."
Pertamina akan mengambil alih operasi blok Mahakam pada Januari 2018. Saat ini, operasi blok Mahakam menjadi tanggung jawab Total E&P Indonesie yang akan berakhir pada Desember 2017.
Proyek lain yang menjadi perhatian Arcandra ialah proyek listrik 35 ribu megawatt. "Saya datang sendiri ke PLN untuk melihat apa sih persoalannya dengan PLN," katanya.
Simak: Luhut: Presiden Marah, 2 Tahun Kilang Minyak Belum Kelar
Menurut Arcandra, masalahnya hanya pada keterbukaan. Kementerian ESDM dan PLN harus bersinergi. Rapat dengan PLN berlangsung sekitar tiga jam. Mereka juga membahas harga batu bara di mulut tambang yang selama ini tidak sesuai antara produsen dan off taker.
Arcandra dilantik menjadi menteri pada 27 Juli 2016. Ia menggantikan posisi Sudirman Said di Kabinet Kerja.
VINDRY FLORENTIN