TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik baru saja merilis data ekspor dan impor Indonesia selama periode Januari-Juni 2016. Dalam semester I 2016, BPS melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 3,59 miliar.
Surplus ini, menurut Kepala BPS Suryamin, disebabkan oleh neraca perdagangan Juni 2016 yang juga surplus. Nilai ekspor pada Juni 2016 menjadi yang tertinggi sejak Juli 2015.
“Barangkali karena pengaruh bulan puasa dan Lebaran,” kata Suryamin dalam paparannya di gedung BPS, Jumat, 15 Juli 2016.
Surplus neraca perdagangan pada Juni 2016 mencapai US$ 900,2 juta, ekspor US$ 12,92 miliar, dan impor US$ 12,02 miliar. Angka tersebut terdiri atas sektor non-minyak dan gas senilai US$ 11,73 miliar, naik 11,12 persen dari Mei 2016, dan sektor migas senilai US$ 1,19, yang naik 23,92 persen dari Mei 2016.
Dengan begitu, nilai ekspor pada Juni 2016 naik 12,18 persen dibanding Mei 2016. Namun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angkanya turun 4,42 persen. Pada Juni 2015, nilai ekspor migas dan non-migas Indonesia mencapai US$ 13,51 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada semester I 2016 mencapai US$ 69,51 miliar. Angka ini turun 11,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai impor semester I tahun ini sebesar US$ 65,92 miliar
Untuk sektor non-migas, pada semester I 2016 nilainya US$ 63,01. Angka tersebut turun 7,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Share terbesarnya berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 7,29 miliar dan bahan bakar mineral sebesar US$ 6,47 miliar.
Peningkatan terbesar ekspor non-migas pada Juni 2016 terhadap Mei 2016 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam US$ 247,4 juta (128,73 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada benda-benda besi dan baja sebesar US$ 100,7 juta (52,23 persen).
Ekspor non-migas Indonesia pada semester I 2016 terbesarnya ke Amerika Serikat dengan nilai US$ 7,88 miliar. Disusul Jepang US$ 6,42 miliar dan Cina US$ 6,08 miliar. Sedangkan ekspor ke Uni Eropa yang terdiri atas 28 negara mencapai US$ 13,72 miliar, dan ekspor non-migas ke ASEAN US$ 7,03 miliar.
BAGUS PRASETIYO | ARDITO RAMADHAN