TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik hari ini memaparkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2015. Ketua BPS Suryamin mengatakan IPM merupakan indikator penting mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.
"IPM Indonesia mencapai 69,55 dari target asumsi makro APBN 2015 sebesar 69,4," kata Suryamin saat ditemui di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Juni 2016.
Ada tiga dimensi yang membentuk IPM, yaitu dimensi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Setiap dimensi, ada indikator masing-masing.
Dalam dimensi kesehatan, indikatornya adalah angka harapan hidup masyarakat. Angka harapan hidup saat lahir masyarakat Indonesia pada 2015 mencapai angka 70,78 tahun atau naik 0,19 persen dari dibanding pada 2014, yaitu 70,59 tahun. Selama periode 2010-2015, Indonesia berhasil meningkatkan angka harapan hidup saat lahir sebesar 0,97 tahun.
Dimensi pendidikan ditentukan indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Pada 2015, harapan lama sekolah di Indonesia telah mencapai 12,55. Artinya, anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D-1.
Sedangkan rata-rata lama sekolah di Indonesia mencapai angka 7,84. Angka itu naik 0,11 dari angka pada 2014, yaitu 7,73. "Tumbuh 1,02 persen per tahun selama periode 2010-2015," ujar Suryamin.
Dimensi yang terakhir adalah ekonomi, dengan indikator standar hidup layak yang direpresentasikan pengeluaran per kapita yang disesuaikan (harga konstan 2012) dengan purchasing power parity. Nilainya menggunakan standar dolar Amerika Serikat.
"Misalnya US$ 2 di Amerika dibelanjakan, isi belanjaannya sama enggak dengan di Indonesia."
DIKO OKTARA