TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan peningkatan lindung nilai bagi badan usaha milik negara dapat mendukung tercapainya stabilitas makro-ekonomi. Selain itu, menurut dia, fasilitas tersebut dapat mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"BI akan terus mendorong sektor perbankan dengan meningkatkan pengembangan produk derivatif untuk tujuan lindung nilai," ujar Agus dalam penandatanganan fasilitas lindung nilai delapan BUMN dengan tiga bank BUMN di Gedung Thamrin, kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Mei 2016.
Berdasarkan data BI, dalam lima tahun terakhir, jumlah transaksi lindung nilai terus mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari meningkatnya porsi transaksi derivatif di pasar valas domestik dibandingkan total transaksi valas yang mencapai 40 persen pada 2016, atau meningkat dibandingkan 2015 yang mencapai 35 persen.
Hari ini, tiga bank BUMN telah menandatangani fasilitas lindung nilai atau FX line dengan delapan BUMN. Penandatanganan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung penggunaan transaksi lindung nilai atau hedging. Adapun nilai dari fasilitas lindung nilai ini sebesar US$ 1,92 miliar.
Agus berharap penandatanganan fasilitas hedging tersebut dapat memicu pelaksanaan transaksi lindung nilai oleh korporasi lainnya, baik BUMN maupun perusahaan swasta. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pasar keuangan dan perekonomian nasional terhadap gejolak nilai tukar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI