TEMPO.CO, Ngawi - Dewan Perwakilan Rakyat mengkaji program pemberian subsidi pascapanen bagi petani untuk mempertahankan harga jual tinggi padi. Sebab, harga komoditas pertanian itu kerap terjun bebas saat panen tiba. "Subsidi asca panen itu ide bagus. Entah nanti subsidi pupuk dihilangkan atau tidak," kata Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR Ibnu Multazam seusai acara panen raya padi serentak di Desa Karangmalang, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin, 22 Februari 2016.
Pengkajian bakal melibatkan petani. Para petani akan ditanya tentang masalah usaha, terutama penjualan gabah, saat masa panen tiba. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu berjanji mencari jalan yang terbaik bagi petani.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengatakan masalah naik-turunnya harga gabah merupakan kewenangan Kementerian Perdagangan. Sedangkan Kementerian Pertanian, kata dia, mengurusi proses produksi hingga pencapaian target panen.
“Seharusnya media menyoroti peran Kementerian Perdagangan menaikkan harga gabah, bukan (menanyakannya kepada) Kementerian Pertanian.”
Ia mengklaim produksi padi pada masa panen pertama tahun ini berlimpah dan diprediksi mencapai 12,8 juta ton gabah kering giling. Panen dilakukan secara serentak di tujuh provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur yang dipusatkan di Ngawi, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Lahan yang dipanen secara serentak di tujuh provinsi itu seluas 2.927 hektare. "(Panen padi serentak) untuk memberi tahu masyarakat bahwa pangan kita cukup berlimpah," ucapnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO