TEMPO.CO, Mataram – Proyek pembangunan pelabuhan Bandar Kayangan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mendapat perhatian pengusaha Qatar yang didukung pengusaha perkapalan asal Rotterdam. Proyek pelabuhan itu membangun dermaga dengan kapasitas sandar kapal angkut barang berukuran panjang hingga 500 meter yang memerlukan kedalaman lebih dari 35 meter. Nilainya Rp 190 triliun.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Farouk Muhammad, yang berasal dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat, mengatakan pengusaha Qatar dan Rotterdam tersebut menyatakan ketertarikannya saat pihaknya melakukan promosi. "Kami sudah melakukan promosi, dan pengusaha Qatar didukung Rotterdam menyatakan tertarik,” kata Farouk, Rabu, 10 Februari 2016.
Bandar Kayangan adalah pilihan utama sebagai Global Hub yang berada di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II melintasi Selat Lombok dan Selat Makassar. Di sana, Pertamina juga akan membangun kilang minyak. Walaupun sudah ditetapkan keberadaan enam kilang, Pertamina masih memerlukan lokasi di sini. "Tahun 2017 sudah harus mulai. Pengusaha Rusia dan Cina menyatakan minatnya," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Pembangunan Kota Baru Global Hub Bandar Kayangan Son Diamar--eks Staf Ahli Kemaritiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional--mengatakan akan membangun pelabuhan dan kawasan industri di areal seluas 1.800 hektare tersebut. "Pembangunannya tanpa menggunakan uang negara," ujar Son Diamar.
Bandar Kayangan adalah pilihan baru setelah Singapura sebagai bandar peringkat dua dunia mengalami kepadatan untuk pelayaran ke Eropa. Pemilihan lokasi sebagai Global Hub di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, tersebut sesuai dengan konsultasi dengan para ahli kemaritiman asal Brussel.
Kota-kota, seperti Batam, Kuala Tanjung Medan, Kota Agung Lampung, dan Mamuju Sulawesi Selatan, tak terpilih. "Lokasi lain ini tidak layak kedalaman perairannya. Secara geopolitik masa depan Laut Cina Selatan kurang nyaman,” ujarnya.
SUPRIYANTHO KHAFID