Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jawab Tantangan Global, BI Percepat Transformasi

Editor

Anton Septian

image-gnews
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memberikan sambutan dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta, 24 November 2015. TEMPO/Aditia Noviansyah
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memberikan sambutan dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta, 24 November 2015. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan untuk menjawab tantangan ekonomi global, Bank Indonesia membutuhkan percepatan transformasi. Agus menyebutkan ada dua cara yang bisa digunakan untuk mempercepat proses transformasi.

Pertama, kata dia, adalah peningkatan produktivitas. Produktivitas penting ditingkatkan mengingat pada 2016 sudah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Sementara kita lihat negara pesaing kita, kita masih tertinggal," kata dia di acara tahunan Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Kedua, meningkatkan partisipasi masyarakat. Agus mengatakan merangkul semua elemen masyarakat sangat penting dalam mengolah dana yang ada. Hal ini, kata Agus, terkait dengan adanya kesenjangan ekonomi dengan asing. "Mobilisasi penting agar tidak diisi oleh asing."

Untuk ke depan, kata Agus, tantangan yang dihadapi masih ada. Pertumbuhan Cina yang kemungkinan masih melambat serta The Fed yang belum pasti menyebabkan adanya risiko arus modal keluar.

"Di tengah tantangan yang begitu berat, semua pihak butuh daya tahan perekonomian," kata Agus. Ia menghimbau agar negara terus mendukung pertumbuhan dengan perbaikan di sektor riil dan keuangan.

Agus menjelaskan, sektor keuangan perlu memperluas strategi pembiayaan jangka panjang. Menurutnya, penerbitan obligasi korporasi dan saham perlu didorong. Sebab, kata dia, pembentukan harganya lebih efisien. "Bank dampaknya jangka pendek dan tidak efisien."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, kata Agus, investor domestik, dana pensiun, dan asuransi, juga harus didorong masuk ke instrumen obligasi, untuk memperluas instrumen jangka pendek maupun jangka panjang. "Ini tantangan kita untuk merestrukturisasi perekonomian, dibanding kita terus mempertahankan ekspor berbasis sumber daya alam yang rentan terhadap fluktuasi harga."

Agus melanjutkan, saat ini di sektor riil terjadi proses industrialisasi. Pangsa industri manufaktur menurun dari 29 persen menjadi 23 persen. Padahal, kata dia, itu sangat penting karena efektif menyerap tenaga kerja. "Karena disitu ada hilirisasi sehingga sangat berperan dalam perekonomian."

Namun, industri hilir saat ini masih mengimpor bahan baku sehingga masih rentan terhadap depresiasi mata uang. Agus menyebutkan, untuk bahan baku industri sebesar 60 persen bahan baku masih impor.

MAYA AYU PUSPITASARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

22 menit lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

43 menit lalu

Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam World Economic Forum (WEF) Special Meeting di King Abdul Aziz Conference Center, Riyadh, Arab Saudi pada Ahad, 28 April 2024. Dok. Humas Kemenko Perekonomian.
Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 jam lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 jam lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.


BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.


Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ke tiga kiri) bersama Senior Deputi BI Destry Damayanti (ketiga kanan) dan jajaran Deputi BI (kiri-kanan) Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.