Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

12 Negara Bahas Rumput Laut di Makassar  

image-gnews
Seorang anak memperlihatkan rumput laut saat dijemur di pantai Tarwa, Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, 12 Oktober 2015. Diakibatkan banjirnya persediaan dibandingkan permintaan pasar, harga komoditas rumput laut mengalami penurunan dari harga Rp 20 ribu kini menjadi Rp 6 ribu perkilonya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Seorang anak memperlihatkan rumput laut saat dijemur di pantai Tarwa, Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, 12 Oktober 2015. Diakibatkan banjirnya persediaan dibandingkan permintaan pasar, harga komoditas rumput laut mengalami penurunan dari harga Rp 20 ribu kini menjadi Rp 6 ribu perkilonya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, MAKASSAR - Perwakilan dari 12 negara akan hadir di Kota Makassar untuk membahas permasalahan rumput laut dunia. Perwakilan tersebut berasal dari Indonesia, India, Arab Saudi, Perancis, Jepang, Filipina, Spanyol, Maroko, Malaysia, Argentina, Australia, Swiss, dan Vietnam. “Kami ingin kampanyekan bahwa rumput laut adalah makanan sehat,” kata Sekertaris Jenderal Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (ASTRULI) Arman Arfah kepada Tempo, Ahad, 25 Oktober 2015.

Menurut Arman, kampanye ini penting untuk menangkal upaya sejumlah negara di Eropa untuk memboikot produk rumput laut. “Dengan alasan rumput laut tercemar dan mengandung bahan berbahaya. Ini harus kita lawan,” katanya.

Perwakilan 12 negara pemerhati rumput laut ini terdiri atas kalangan pembudidaya, industri, dan akademisi. Mereka akan memaparkan masa depan bisnis rumput laut dalam Indonesia Sea Weed Forum 11-12 November mendatang. “Sudah sejak 2006 pertemuan ini selalu diadakan di Makassar,” kata Arman.

Menurut Arman, permasalahan yang dihadapi oleh industri rumput laut adalah persoalan infrastruktur sehingga jarak antara industri dan pembudidaya sangat jauh. “Indonesia punya produksi terbesar di dunia. Tapi, industrinya masih bergantung ke luar negeri,” katanya.

Karena rumput laut Indonesia lebih banyak diekspor, resesi ekonomi dunia membuat harga rumput laut jatuh. “Cina sebagai importir paling besar dunia menghentikan sementara waktu pembeliannya,” kata Arman.

Dari total produksi rumput laut sekitar 9 juta ton per tahun, sebanyak 60 persen untuk ekspor. Dampaknya, jumlah ekspor rumput laut Indonesia turun hingga 40 persen. “Makanya, kami meminta industri dalam negeri juga tidak menurunkan harga agar petani tidak terlalu merasakan kerugian,” kata Arman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya lain yang perlu dilakukan pemerintah dan pelaku industri adalah membangun pabrik pengolahan rumput laut di beberapa daerah agar rumput laut bisa diproduksi dalam bentuk olahan, tidak selalu bahan baku. “Nanti bekerja sama dengan negara lain yang membutuhkan bahan baku olahan,” kata Arman.

Kepala Bidang Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Sulkaf S Latief mengatakan, sejak awal tahun, harga beli rumput laut di Sulawesi Selatan ambruk. Dari tahun sebelumnya sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 14 ribu, sekarang jatuh sampai Rp 2 ribu per kilo gram kering. “Persediaan rumput laut menumpuk di gudang-gudang karena tidak ada yang mau beli,” kata Sulkaf.

Sulkaf mengatakan produksi rumput laut Sulawesi Selatan saat ini terbesar di Indonesia, yakni sekitar 2,8 juta ton per tahun. “Tapi, dengan kondisi harga seperti ini, kemungkinan produksi bisa menurun karena pembudidaya pasti beralih ke komoditi lain,” katanya.

MUHAMMAD YUNUS

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur Diresmikan

20 Juli 2023

Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur Diresmikan

Nurseri modern akan mendorong pertumbuhan wilayah agribisnis


Peluang dan Peran Fintech Lending di Sektor Agribisnis

5 November 2022

Ilustrasi fintech. Shutterstock
Peluang dan Peran Fintech Lending di Sektor Agribisnis

Baik fintech maupun agritech dapat membantu mengelola risiko terkait pertanian dengan memberikan data kepada pemberi pinjaman untuk penjaminan dan mitigasi risiko yang lebih baik


Ubi Cilembu Asal Sumedang Tembus Pasar Ekspor Singapura, Malaysia, dan Hong Kong

28 Februari 2022

Ubi cilembu. (makananriangan.blogspot.com)
Ubi Cilembu Asal Sumedang Tembus Pasar Ekspor Singapura, Malaysia, dan Hong Kong

Ubi Cilembu yang berasal dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ternyata diminati di mancanegara, di antaranya Singapura, Malaysia dan Hongkong.


Sektor Pertanian dan Agroindustri Berpotensi Besar

23 Februari 2021

Sektor Pertanian dan Agroindustri Berpotensi Besar

LPEM FEB UI menemukan setiap 1 persen pertumbuhan sektor pertanian secara tidak langsung berdampak besar terhadap 1,36 persen pertumbuhan industri.


JAPFA Raih Best of Best Versi Forbes Indonesia

1 November 2019

Peternak memberi makan ayam petelur di peternakan ayam kawasan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2019. Kementerian Pertanian (Kementan) meminta perusahaan pembibitan ayam untuk memangkas bibit ayam (Day Old Chick Final Stock) ras pedaging, untuk mengatasi kelebihan pasokan di pasar yang menyebabkan harga ayam hidup anjlok di tingkat peternak. ANTARA/Yulius Satria Wijaya/ama.
JAPFA Raih Best of Best Versi Forbes Indonesia

Manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah melakukan transformasi digital dalam proses produksi.


Perang Tomat Gantikan Perang Cambuk Para Jawara

14 Oktober 2016

Peserta berbaring di atas ribuan tomat dalam acara
Perang Tomat Gantikan Perang Cambuk Para Jawara

Dalam sehari tomat yang dipanen di desa Serang bisa mencapai 15 ton.


Rumput Laut Indonesia Terancam di AS, Ini Efek Dominonya

9 Agustus 2016

Rumput laut berada di dalam wadah yang telah dipisahkan dari sampah di Pantai Tanah Beru, kabupaten Bulukumba, Sulsel, 07 Maret 2015. Rumput laut yang menyatu dengan sampah akibat Angin Barat di jual dengan harga 10 ribu perkilogramnya kepada pengepul. TEMPO/Iqbal Lubis
Rumput Laut Indonesia Terancam di AS, Ini Efek Dominonya

Kalangan asosiasi menilai pencoretan rumput laut dari daftar pangan organik di Amerika bukan merupakan masalah besar.


Singapura Lirik Industri Pengolahan Makanan di Jawa Barat

26 Juli 2016

Tumpukan makanan ringan Intip Goreng yang diproduksi oleh industri rumahan di Ngringo, Palur, Karanganyar, Jawa Tengah, 31 Juli 2015. TEMPO/Bram Selo Agung
Singapura Lirik Industri Pengolahan Makanan di Jawa Barat

Singapura menjajaki pembangunan pabrik pengolahan makanan di Jawa Barat.


Michelin Berencana Buka Pabrik Karet di Indonesia

28 Oktober 2015

Michelin Energy XM2 (paultan.com)
Michelin Berencana Buka Pabrik Karet di Indonesia

Michelin ingin membuka perkebunan dan pabrik karet di
Indonesia terkait anjuran Menteri Perindustrian untuk
berekspansi ke sektor hulu.


Sayur Organik Tak Populer, Begini Cara Pedagang Menjualnya

15 Oktober 2015

Sayur organik produksi Bantul, Yogyakarta.(TEMPO/Shinta Maharani)
Sayur Organik Tak Populer, Begini Cara Pedagang Menjualnya

Paramita mangatakan, saat ini, kelompok tani baru bisa menyediakan sayuran organik untuk 30 orang anggota.