TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia menjadikan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk menggenjot ekspor. Hari ini kurs rupiah sempat menyentuh lebih dari Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat.
"Kami memanfaatkan momentum penguatan dolar dengan menggenjot volume ekspor agar untung dua kali lipat," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur, saat dihubungi, di Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.
Sobur mengatakan, peningkatan ekspor akan dilakukan dengan menambah kuantitas dan melebarkan pasar ekspor ke beberapa negara, yang belum tergarap.
"Akan ada tambahan target pasar baru, di antaranya ke Tiongkok dan Eropa Timur," ujar Sobur.
Menurut dia, target ekspor industri mebel dan kerajinan US$ 2 miliar, tapi hal itu masih sulit dicapai, karena banyaknya tantangan yang sulit untuk direduksi, salah satunya daya saing yang masih lemah.
"Daya saing industri kita lemah dibandingkan sesama negara regional, terutama Vietnam, maka sangat sulit diwujudkan," ujarnya.
ANTARA