TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mengungkapkan alasan pengurangan penyertaan modal negara bagi badan usaha milik negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Kementerian Keuangan ingin lebih selektif.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan jumlah BUMN yang menerima penyertaan modal negara kini berkurang. "Tahun ini kami agak masif. Tapi tahun depan lebih selektif," katanya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2015.
Anggaran penyertaan modal negara untuk BUMN turun sebesar Rp 22,2 triliun dari sebelumnya Rp 70,4 triliun. Pada 2016, penyertaan modal negara hanya Rp 48,2 triliun.
Untuk 2016, Askolani mengatakan PT Perusahaan Listrik Negara menjadi BUMN dengan suntikan penyertaan modal negara paling besar. PLN diusulkan menerima dana sebesar Rp 10 triliun. Dana tersebut untuk membangun transmisi elektrifikasi.
Sebelumnya, Askolani menjelaskan, pembangunan elektrifikasi dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Namun selanjutnya diambil alih PLN.
"Kuasa pemegang anggaran bukan dari BUMN, melainkan dari kementerian. Kalau BUMN yang elektrifikasi, harus lewat penyertaan modal negara," ujarnya.
SINGGIH SOARES