TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia menawarkan pinjaman hingga US$ 11 miliar selama 3-4 tahun bagi Indonesia. Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan pihaknya berkomitmen membangun kemitraan erat dengan Indonesia yang telah berlangsung selama enam dekade.
"Kami ingin mewujudkan salah satu komitmen pendanaan kami yang terbesar di dunia untuk Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu, 20 Mei 2015. Bank Dunia, kata dia, ingin berbagi pengetahuan global dan keahlian teknis pada berbagai sektor, seperti energi, kesehatan, pendidikan, ekonomi maritim, sampai pelayanan masyarakat di daerah.
Jim Yong Kim mengatakan pinjaman sebesar US$ 11 miliar itu berasal dari tiga lembaga keuangan internasional. Masing-masing sebesar US$ 8 miliar dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), serta US$ 3 miliar dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). "Yang dari IBRD naik 25 persen dari periode empat tahun sebelumnya," ujarnya.
IBRD telah memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang dan negara berpendapatan rendah yang layak kredit. IFC mendanai proyek investasi, memobilisasi dana di pasar keuangan internasional, dan menyediakan jasa konsultasi kepada swasta dan pemerintah. MIGA menawarkan asuransi risiko politik (garansi) kepada investor dan peminjam.
Menurut Kim, Bank Dunia ingin mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030. Bank Dunia juga berupaya meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan 40 persen penduduk termiskin di negara berpendapatan rendah atau menengah. "Kami ingin mempermudah negara-negara anggota untuk memperoleh manfaat dari kelebihan yang kami miliki. Pengalaman kami yang banyak dalam bidang pembangunan dipandu dengan dukungan finansial jangka panjang," tuturnya.
ALI HIDAYAT