TEMPO.CO, Jakarta - Penerbangan pesawat Citilink dari Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta tujuan Halim Perdanakusuma Jakarta mengalami delay selama dua jam pada Rabu Sore, 18 Maret 2015. Salah satu penumpang Citilink Irwan Indra mengatakan petugas di Bandara Adisucipto mengabarkan alasan penundaan karena landasan pacu atau runway Bandara Halim Perdanakusuma terkelupas. "Penerbangan jam empat sore molor menjadi jam enam petang," katanya saat dihubungi Tempo Rabu, 18 Maret 2015.
General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma Iwan Krishadianto membantah terjadi insiden landasan terkelupas di Bandara Halim. "Tidak ada, take off dan landing normal," katanya kepada Tempo.
Iwan mengakui ada keterlambatan kedatangan selama 30 menit pada pukul 11.00 WIB. Alasannya Helikopter Super Puma yang membawa Presiden Joko Widodo mendarat setelah berkunjung dari Indramayu Jawa Barat. "Kita tidak tahu kapan Presiden pulang."
Iwan mengatakan insiden keterlambatan penerbangan juga terjadi di Bandara Adisucipto hari ini. Namun ia membantah disebabkan insiden di Bandara Halim. Menurut dia delay di Bandara Adisucipto diakibatkan ada pesawat TNI Angkatan Udara yang mendarat di Bandara Adisucipto. "Kabarnya ada penumpang yang marah-marah," ujarnya.
Seorang pengawas di Kementerian Perhubungan mengatakan mayoritas bandara udara di Indonesia rawan ditutup jika terjadi insiden di runway. Akibat jumlah runway hanya satu, maka jika terjadi kerusakan landasan, ban pesawat meletus di runway, pesawat tergelincir di runway, bandara rawan ditutup. "Kalau insiden terjadi di runway bandara internasional, kita malu," kata pengawas tersebut.
Dari ratusan bandara, hanya dua bandara yang memiliki dua runway yaitu Bandara Soekarno Hatta di Tangerang dan Bandara Hasanuddin di Makassar. Satu bandara yang memiliki tiga runway ada Bandara Budiarto di Curug Tangerang yang digunakan sebagai tempat latihan bagi siswa Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
AKBAR TRI KURNIAWAN