Firdaus juga mengatakan, dari 155 penumpang tersebut, ada penumpang yang memang telah memiliki asuransi dari perusahaan asuransi lain. "Jadi mereka punya polis sendiri," katanya. Karena itu, OJK mengimbau agar perusahaan asuransi lainnya segera melaporkan bila dari penumpang pesawat Air Asia ada yang mengikuti asuransi lain. "Jadi beberapa penumpang akan mendapat uang asuransi lebih dari Rp 1,25 miliar," katanya.
Terkait dengan santunan wajib dari PT Jasa Raharja, Firdaus mengatakan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum di Darat, Sungai, Danau, Ferry, atau Penyeberangan, Laut, dan Udara serta UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, santunan diberikan kepada penumpang yang mengalami kecelakaan untuk rute perjalanan dalam negeri. Karena itu, pesawat Air Asia QZ8501 dengan rute perjalanan dari Surabaya ke Singapura tidak mendapat santunan dari PT Jasa Raharja. "Karena rute bukan perjalanan domestik dan tarif biaya Air Asia tidak bayar premi ke PT Jasa Raharja," ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, OJK akan terus mengimbau PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, dan perusahaan asuransi lain yang diikuti penumpang Air Asia untuk segera melakukan langkah yang diperlukan agar proses penyelesaian kewajiban uang asuransi dapat berjalan lancar. "Jadi kami minta Air Asia dan perusahaan asuransi aktif mencari ahli waris penumpang juga," katanya.
Untuk kerugian badan atau mesin pesawat, Firdaus mengatakan belum mengetahui berapa besarnya. "Karena harus disesuaikan dengan harga pesawat tipe itu berapa sekarang," ujarnya. Jika harga pesawat jenis QZ8501 sekitar US$ 50 juta atau US$ 100 juta, akan dibayarkan. "Dibayarkan kepada leasor-nya atau pemilik kapal, bukan kepada Air Asia," ujarnya.
ODELIA SINAGA
Terpopuler
Ini Alasan Johan Mundur sebagai Juru Bicara KPK
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Jonan Selidiki Pejabat 'Penjual' Izin Air Asia
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Riset BMKG: Air Asia Jatuh karena Mesin Beku