Modus kedua, menurut dia, adalah kemampuan mafia merebut kekuasaan para pemangku kebijakan pada industri migas. Untuk melanggengkan pemburuan rente pada bidang ini, mafia migas melakukan investasi di bidang politik. Artinya, agar orang-orang yang bisa mengamankan posisi mereka mendapat tempat strategis di pemerintahan supaya bisa memegang kendali pengelolaan kebijakan. (Baca: Cara Faisal Basri Berantas Mafia Migas)
Ketiga, ada juga upaya-upaya untuk memastikan bahwa ketahanan energi dalam negeri terkikis. Buktinya, hingga saat ini, pembangunan kilang dan tangki penampungan BBM tak kunjung bertambah. Padahal saat ini kemampuan stok Indonesia hanya 18 hari, berbeda jauh dari 10 tahun lalu yang mencapai 30 hari. "Ini aneh, kenapa tidak dikerjakan oleh Pertamina? Semestinya, selain ada cadangan normal, ada cadangan strategis yang dijadikan iron stock."
Meski begitu, Faisal optimistis bisa merampungkan masalah-masalah mafia migas yang selama ini subur terjadi di dunia migas Tanah Air. Ia mengklaim tak akan menangkap mafia migas karena sudah merupakan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi timnya akan menyampaikan sejumlah rekomendasi yang bisa disampaikan kepada pemerintah.
Lagi pula, ia memastikan pemerintah saat ini serius untuk memberantas para pemburu rente di sektor migas. Selain membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga melakukan penyegaran menyeluruh di institusi.
AYU PRIMA SANDI
Berita Lain
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas
Tes Keperawanan Polwan Bikin Heboh Polri