TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dijadwalkan bertemu di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu siang, 30 Oktober 2014. Kepala Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Andy Noorsaman Sommeng mengatakan salah satu hal yang akan dibahas dalam pertemuan itu adalah bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kami akan laporkan, salah satunya soal BBM bersubsidi," kata Andy saat ditemui seusai rapat pimpinan di Kementerian Energi, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Sore Ini, JK Pimpin Rakor Ekonomi)
Andy mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin mendengar langsung laporan terbaru mengenai realisasi konsumsi BBM bersubsidi. Menurut Andy, hingga 30 September 2014, konsumsi BBM bersubsidi sudah mencapai 34 juta kiloliter.
Sesaat setelah Andy meninggalkan gedung Kementerian Energi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Edy Hermantoro turut beranjak. Ia menolak menjelaskan kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi. Ia hanya mengatakan harus buru-buru ke kantor Wakil Presiden. (Baca: Menteri Energi Prioritaskan Kebijakan yang Mandek)
Tak berselang lama, Menteri Energi Sudirman Said turun dari kantornya yang berada di lantai dua. Masih dengan batik ungu yang dia kenakan dalam acara serah-terima jabatan tadi pagi, Sudirman tersenyum kepada para awak media. Sebelumnya, ia membuat aturan tidak melayani wawancara yang dilakukan dengan cara mencegat narasumber ketika keluar dari suatutu ruangan.
Dalam konferensi pers seusai serah-terima jaabtan, Sudirman mengaku belum bisa memastikan kebijakan pemerintah ihwal kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurut Sudirman, pemerintah berkomitmen mengembalikan harga BBM bersubsidi pada jalurnya. Namun detailnya, seperti jumlah kenaikan dan waktu penaikan, belum dibahas hingga saat ini. "Kami memastikan dulu program bantuan untuk masyarakat dijalankan, baru kami lakukan penggeseran subsidi," ujarnya. (Baca:Kenaikan Harga BBM Dibahas Hari Ini)
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan
Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat Digulingkan
Tak Mau MA Dipenjara, Keluarga Minta Bertemu Jokowi