TEMPO.CO , Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia menguat 27,4 poin (0,53 persen) ke level 5.201,4 pada perdagangan Kamis, 25 September 2014. Saham yang berpindah tangan mencapai 5,2 miliar lembar saham senilai Rp 5,1 triliun. Asing masih mencatat penjualan bersih Rp 550 miliar. (Baca: Bagi Investor Jangka Pendek: Waspadalah!).
Analis dari PT Investa Saran Mandiri, John Vetter, mengatakan investor punya harapan terhadap susunan kabinet Jokowi-JK. Namun, terjadi kenaikan indeks dipicu oleh aksi beli pelaku pasar lokal terhadap saham pilihan. “Sentimen positif dari bursa regional serta ekspektasi inflasi September yang rendah membuat investor percaya diri,” kata dia.
Aksi beli pelaku pasar diarahkan pada saham-saham lapis pertama dan lapis dua yang pada dua perdagangan sebelumnya mengalami koreksi, misalnya saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk, PT Kalbe Farma (persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. Beberapa saham properti turut menguat, seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Ciputra Development Tbk, dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (Baca: Ambil Untung Berlanjut, IHSG Kemungkinan Melemah).
Menurut John, isu inflasi lebih direspons oleh investor lokal ketimbang investor asing. Pasalnya, tingkat inflasi terkait dengan pola konsumsi masyarakat. Selain itu, rendahnya inflasi diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat suku bunga. (Baca: Ekonomi Cina Melemah, IHSG Lesu).
Meski demikian, volume transaksi masih relatif sepi dan investor asing masih cenderung melepas saham. Mereka menunggu hasil pengesahan RUU Pemilihan Kepala Daerah yang masih berjalan hingga kemarin sore. Pasar juga masih menunggu susunan kabinet. Hari ini, Jumat, 26 September 2014, indeks diperkirakan masih bergerak konsolidasi di kisaran 5.100-5.250.
M. AZHAR
Berita Terpopuler|
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh
6 Orang Mati, Vonis Anas, dan Skandal Hambalang