TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) tak bisa berjalan jika tak ada unsur pemaksaan. Sebab, warga Jakarta mempunyai watak yang berbeda dengan orang daerah.
"Mesti ada unsur maksa karena orang Jakarta itung-itungan duit," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Rabu, 13 Agustus 2014. Dia mencontohkan kecenderungan hidup ekonomis orang Jakarta. "Sekarang orang enggak mau konverter ke gas, gagal. Karena harga gas dan BBM bersubsidi itu hampir mirip," katanya.
Jika harga bensin Rp 10 ribu, Ahok menjamin orang akan beralih ke gas jika harganya setengah dari harga bensin. "Ini hukum ekonomi yang berlaku," ucapnya. Agar harga gas terjangkau, dia akan mempercepat pembangunan beberapa stasiun pengisian bahan bakar gas.
Salah satu alat transportasi yang akan menggunakan bahan bakar gas adalah bus tingkat. Ia mengatakan 100 bus tingkat akan didatangkan. "Kami ingin setiap 10 menit ada bus, termasuk ada bus tingkat gratis."
ERWAN HERMAWAN
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan